tag:blogger.com,1999:blog-44728013883177643542024-03-13T10:54:03.784-07:00Tulisan IreneJejak Boleh Dilupa, Tulisan Perlu Tetap Tinggal.
Dengan senang hati menerima kontak dengan teman-teman melalui https://linktr.ee/novirenetaniaSekilas Kisah Seiring Waktuhttp://www.blogger.com/profile/01500100459815130110noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-4472801388317764354.post-13660604523233314362021-07-28T05:21:00.001-07:002021-07-28T05:22:02.838-07:00Coba Menebak-Nebak, Kenapa Mempertahankan Memang Lebih Sulit dari Mendapatkan?<p style="text-align: justify;"><i> </i></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><i><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVM3anMQtR2tBOmhrj2OGFpxKHW0xyctEh5OhuVGuPbS9raDgyIrTXXJuxkw__BB-fstKk1NO4A4o__0DPVsYJF86uwAo2FAUiwoWmFCaJK7_rBWxOXf9CCxAhqO70evMA4ysZ-q8TRPs/s5184/IMG_0415.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3888" data-original-width="5184" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVM3anMQtR2tBOmhrj2OGFpxKHW0xyctEh5OhuVGuPbS9raDgyIrTXXJuxkw__BB-fstKk1NO4A4o__0DPVsYJF86uwAo2FAUiwoWmFCaJK7_rBWxOXf9CCxAhqO70evMA4ysZ-q8TRPs/w640-h480/IMG_0415.JPG" width="640" /></a></i></div><i><br /><div style="text-align: center;"><i>Tiada tempat refleksi terbaik selain menulis, dan kali ini aku mau kembali menulis. </i></div></i><p></p><p style="text-align: center;">***</p><p style="text-align: justify;">Unggahan kali ini aku akan membahas tentang "Seni Mempertahankan" yang tentunya ini bukan dari hasil kompilasi literatur ilmiah, ya. Hanya berasal dari serangkaian pradugaku terhadap kejadian akhir-akhir ini. </p><p style="text-align: justify;">Memasukki fase dimana kesempatan semakin banyak, dan siapapun bebas mengejarnya, rupa-rupanya membentuk kita barangkali tergolong sebagai "pemburu" tanpa strategi bertempur yang belum sempurna. Kita paham bagaimana caranya mencari, mengusahakan, hingga mendapatkan. Keseluruhan proses berjuang di fase awal (saat sesuatu belum di genggaman) itu memang melelahkan. Akui aja kalau untuk mendapatkan sesuatu berjuangnya kita biasanya bukan main. Ya, tentunya dalam segala hal (bukan hanya tentang materi semata). </p><p style="text-align: justify;">Untuk mendapatkan sesuatu, kita tentu akan jadi pemburu yang luar biasa tangguh, apalagi untuk sesuatu yang rasanya "harus saya dapatkan karena saya sudah mengincarnya dari dulu". Kita akan melakukan serangkaian proses juang yang gak tanggung-tanggung: riset sana sini, cari tau sana sini, menghabiskan beberapa malam untuk mencari tau luar dalam tentang segala hal yang ingin kita kejar. Termasuk menyiapkan strategi terbaik biar kita jadi pemenang satu-satunya. </p><p style="text-align: justify;"><b>Di saat kenyataan memang lagi berpihak untuk kita, </b>ya kita pun seringkali merasa setengah perjalanan sudah sangat memuaskan bukan? Kita kemudian melonggarkan segala usaha yang dulu tampak begitu kita agung-agungkan. </p><p style="text-align: justify;">Aku mau mengajak kalian semua untuk berefleksi tentang kenyataan hidup yang nyatanya memang selalu akan jadi tebak-tebakan sejauh apapun kita berjuang. Jadi, tidak hanya sampai pada mendapatkan, justru kita akan menghadapi fase baru yang bahkan ujungnya kita gak tau akan seperti apa yaitu MEMPERTAHANKAN. Gak banyak bahasan tentang ini secara eksplisit. Karena kenyataannya di luaran sana orang lebih gemar membahas tentang "seni mendapatkan" yang biasa dikemas dengan tampilan "strategi 101" atau "jurus 1001 malam" dan lainnya. </p><p style="text-align: justify;"><b>Sebenarnya, kenapa ya kira-kira mempertahankan jauh lebih sulit?</b> <i>(harapannya siapapun yang membaca ini ikut berefleksi bersama dan menjawab dalam hati)</i></p><p style="text-align: justify;"><b>Pertama: kita perlu tanya lagi sebenarnya motivasinya untuk sejauh apa </b></p><p style="text-align: justify;">Kita terlalu sering berhadapan dengan fase lebih gigih berjuang di awal, tanpa memperlakukan hal yang sama ketika kita sudah mendapatkannya. <i>Ilustrasinya kita bagai pekebun yang ahli untuk menanam sehingga kita jadi gak terbiasa untuk belajar memupuk yang sudah ditanam dan menyiram dengan rutin yang sudah dipupuk. </i>Padahal, yang namanya "menanam" ya gak hanya menumbuhkan benih di awal, tapi juga merawat hingga benih tumbuh jadi pohon yang tinggi dan berbuah banyak. </p><p style="text-align: justify;">Jika direfleksi lebih seksama, semuanya mengerucut pada pertanyaan: sebenarnya motivasinya apa? Pepatah lama banyak sekali menggaungkan bahwa apa yang mendasarimu bergerak akan menentukan seberapa tangguh strategi yang harus disusun. </p><p style="text-align: justify;"><b>Kedua: kita terlalu puas diri sudah berhasil mendapatkan <i>dan lupa kemungkinan kehilangan tetap akan terjadi</i></b></p><p style="text-align: justify;">Gelar "petarung" tangguh yang sengaja atau tidak sengaja melekat pada diri kita saat berhasil mendapatkan sesuatu membuat kita mudah berpuas diri saat sudah berhasil mendapatkan. Plus, lupa bahwa kemungkinan hilang tetap akan terjadi. Puas diri akan sangat berisiko membentuk diri yang lengah dan melihat gaada lagi kondisi di luar sana yang bisa menggeser posisi kita. Kondisi mudah lengah ujung-ujungnya kembali lagi seperti poin 1 dimana kita akan berkembang tanpa strategi, terus melaju tanpa waspada. </p><p style="text-align: justify;"><b>Ketiga: merasa bahwa diri gak bisa melampaui batas zona nyamannya<i> (alias kurang kreatif) </i></b></p><p style="text-align: justify;">Perkataan seseorang rasanya terngiang-ngiang banget di telingaku sampai hari ini:<i> main itu harus yang jauh. Jangan cuma sampe taman komplek. </i>Ini adalah peribahasa, yang mengistilahkan bahwa masih terlalu luas hal-hal yang belum kita jangkau. Gak harus bisa, setidaknya dieksplor dan dikenali dulu. Lalu, kaitannya dengan konteks mempertahankan gimana tuh? </p><p style="text-align: justify;">Dalam proses berjuang, kita bisa coba lakukan pencarian di internet dengan <i>keyword</i> "Cara mendapatkan blablabla". Sudah dapat dipastikan muncul banyak sumber mulai dari sumber resmi hingga <i>nyeleneh </i>yang ditulis oleh orang-orang di media pribadinya. Pun bisa jadi kita juga pasti pernah melakukan penelusuran seperti itu saat sedang dalam tahap memperjuangkan sesuatu. </p><p style="text-align: justify;">Sekarang pertanyaannya, seberapa sering kita mencari strategi mempertahankan? Entah itu mempertahankan prestasi, capaian karir, hubungan asmara, keharmonisan keluarga, hidup sehat, dan sebagainya. Sekalipun ada, sudah dijamin pasti gak akan sebanyak orang yang menelusuri strategi mendapatkan. Akhirnya, kita cocok dilekati gelar "kurang kreatif". Dampaknya, sangat banyak. Tergantung pada konteks kondisinya. Kita bisa jadi gak sadar ketika sesuatu lagi gak berpihak baik sama kita atau kita jadi gak sadar saat sesuatu lagi bosan dan stagnan sama hal-hal yang di awal tampak "megah" keliatannya. </p><p style="text-align: center;">***</p><p style="text-align: justify;">Sepertinya cukup tiga aja alasan yang bisa aku tuangkan. Udah coba sih untuk eksplor alasan lain, tapi kok kayanya balik lagi ke tiga alasan di atas, ya? </p><p style="text-align: justify;">Terima kasih banyak teman-teman yang sudah mampir di <i>blog-</i>ku. Semoga tulisan cepat ini dapat menjadi bahan refleksi buat aku dan teman-teman semua untuk jadi pribadi yang lebih baik lagi: gigih mendapatkan, konsisten mempertahankan :) </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Sekilas Kisah Seiring Waktuhttp://www.blogger.com/profile/01500100459815130110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4472801388317764354.post-5138887002239961812020-12-23T21:52:00.004-08:002020-12-23T21:56:35.074-08:00Diary Cerita PKM-PIMNAS: Menutup 2020 dengan Proses <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "PT Sans";">Jika dibandingkan dengan postingan sebelum-sebelumnya, postingan yang sudah lama tidak ter-update ini lebih tepat dinamakan "diary". Diary tentang satu setengah tahun yang melelahkan. Lelah, <i>but it's worthed! </i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Kalo ngomong soal PKM, bayangan yang kebanyakan muncul di pikiran semua mahasiswa pasti tentang kompetisi yang melelahkan. Karena dibandingkan dengan semua lomba lainnya di tingkat universitas, dari durasinya PKM jelas hadir untuk orang-orang yang sudah siap tahan banting. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsxym3dXT_GzgkvGzH6RRA8n_589ruZAxVIhpkC4GjmGUkD9DZRC6W-5QcQOFnP3djEtB4iJfAjz5PRaUk6HBIYzccgf4yvCsOHL833TvOdWjFY598LF_NhZS5OoTg4HfdSDm12UItBFA/s1280/WhatsApp+Image+2020-11-27+at+12.30.38+%25281%2529.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsxym3dXT_GzgkvGzH6RRA8n_589ruZAxVIhpkC4GjmGUkD9DZRC6W-5QcQOFnP3djEtB4iJfAjz5PRaUk6HBIYzccgf4yvCsOHL833TvOdWjFY598LF_NhZS5OoTg4HfdSDm12UItBFA/w640-h360/WhatsApp+Image+2020-11-27+at+12.30.38+%25281%2529.jpeg" width="640" /></a></div><span style="font-family: "PT Sans";"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "PT Sans";"><br /></span></div>Ceritaku dan teman-teman hingga mampu menutup rangkaian PKM 2020 bermula dari Agustus 2019. Saat itu, aku dan 2 temanku baru saja menyelesaikan sebuah kompetisi </span><a href="http://novirenetania.blogspot.com/2019/07/lktin-5th-kime-on-ideas-competition-2019.html" style="font-family: "PT Sans";">Karya Tulis Ilmiah (KTI) di Semarang.</a><span style="font-family: "PT Sans";"> Gagasan yang waktu itu kita lombakan di Semarang mengangkat penelitian kita di daerah Dusun Mancingan, Kabupaten Bantul (tepatnya di pesisir Pantai Parangtritis-Parangkusumo sebagai salah satu ikon wisata yang sangat terkenal di Yogya). Saat itu, posisinya, aku lebih sering cari data yang kualitatif: </span><i style="font-family: "PT Sans";">door to door</i><span style="font-family: "PT Sans";"> wawancara ke masyarakat. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Dari pengalaman <i>door to door</i> itu mulai berpikir "<i>Kok hidup ku gini-gini doang</i>". Rasanya malu aja kalo tempo kita hanya sekadar cari data - wawancara masyarakat - lombakan - menang - dan hilang. Jadi istilahnya, gaada satupun yang bisa kita kembalikan lagi ke masyarakat tadi. Sementara di satu sisi, topik "pembangunan" jadi kata yang udah nempel banget di telinga. Hampir semua mata kuliah di fakultas apalagi di prodi selalu menyebut kata-kata itu dalam semua PPT dosen dan bahan bacaan lainnya. Terdengar klasik, tapi aku pribadi merasa punya tanggung jawab moral untuk bisa berdampak se-sederhana mungkin buat masyarakat di sekitar aku. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Berawal dari pikiran itu, akhirnya yang terpikir oleh aku dan ketua tim ku saat itu adalah gimana caranya kita bisa mencari pihak yang bisa kita titipkan ide penelitian di Mancingan itu. Siapapun, baik dosen ataupun pihak lain yang dirasa lebih <i>capable</i> dan mumpuni untuk bisa mengeksekusi ide itu lebih lanjut dengan atau tanpa kita. Singkat cerita, kita menemui dosen pembimbing saat lomba di Semarang kemarin untuk cerita tentang "niat baik" ini. Karena saat itu posisinya sedang tidak ada project dosen yang berlokasi di daerah yang sama, akhirnya kita disarankan untuk coba salurin ide itu melalui PKM. <i><b>Sederhana alasannya: dengan kamu ikut PKM, siapa tau bisa terus lanjut, kamu akan punya kesempatan untuk suaramu dan gagasanmu lebih didengar. </b></i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Berangkat dari hasil konsultasi sana-sini, akhirnya aku dan teman-teman memutuskan untuk coba mengajukan proposal PKM melalui jalur PKM bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M). Proses yang tidak sebentar kita lalui. Revisi sana-sini hingga bisa mencapai nilai yang cukup ideal untuk bisa layak dikatakan sebagai proposal yang siap tanding. Inget banget waktu pertama kali apply dan keluar hasil <i>review,</i> kita masih butuh menaikkan poin 100 untuk bisa memenuhi nilai ideal proposal yang biasanya lolos didanai. Gak sebentar malam yang dilalui dari satu kafe ke kafe lain untuk diskusi alot, bedah proposal-proposal referensi tahun lalu, dan mulai susun rancangan program yang paling realistisnya harus seperti apa. Sampai di batas akhir pengajuan proposal, akhirnya berhasil juga untuk sampai di batas target nilai yang ditentukan oleh universitas. Desember 2019, proposal PKM itu pun terunggah. </span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><b>Pandemi Cukup Merubah Segalanya </b></span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">2020 jadi tahun yang gak mudah buat kita semua. Segala-galanya berubah. Prioritas program-program di banyak sektor semua jadi teralih untuk penanganan COVID-19. Gak terkecuali juga PKM. Sempat ada gap yang cukup lama sekitar 6 bulan gaada kabar berita tentang kelanjutan PKM. Aku yang waktu itu memang tidak mengambil banyak tanggungan mulai berasa <i>insecure</i>, semua hal yang sudah aku rencanakan nyatanya seperti berbalik arah. Benar-benar di luar prediksi, lama menggabut karena gak banyak kegiatan yang harus diurusi selain kuliah dan saat itu mengerjakan majalah di salah satu organisasi yang lagi aku emban. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Agustus 2020 tiba-tiba keluarlah pengumuman pendanaan PKM dan saat itu ternyata proposal kita lolos didanai. Seneng, tentu. Bingung, lebih kerasa dibandingkan senengnya. Banyak ketakutan yang saat itu dirasakan. <b>Pertama, </b>program tim ku di proposal itu sangat banyak. Karena kita memang menyusun program yang komprehensif dari hulu sampe ke hilir (karena memang hasil curhatan masyarakat begitu). Dengan program yang segitu banyak bingung banget gimana cara menyesuaikannya. Dari yang kita targetkan butuh 6 bulan untuk bisa program ini dikenalkan ke masyarakat berubah menjadi hanya 1 bulan. <b>Kedua, </b>semua program yang didesain awalnya luring (terjun langsung) harus diubah menjadi daring untuk mencengah penyebaran pandemi lah intinya. Ini juga sangat gak mudah. Yang terpikir saat itu, "<i>Bisa gak ya kita komunikasi se-intens itu dengan masyarakat tanpa bisa kontak fisik ke sana?</i>". </span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><b>Perdebatan dalam Tim: Mau Program Jalan atau PIMNAS </b></span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><i>Statement</i> ini sebenarnya cukup gak masuk akal buat kalian yang gak tau saat itu konteksnya seperti apa. Logikanya, buat bisa lolos PIMNAS, ya tentu programnya harus jalan. Tapi saat itu kondisinya dari pihak panitia pusat memberikan keleluasaan kepada tim untuk boleh memangkas program bahkan diperbolehkan mengganti mitra yang lebih mampu diajak berkoordinasi jarak jauh. Jadi, sebenarnya saat itu aku dan tim boleh-boleh saja untuk mengurangi program supaya semuanya bisa terealisasi sampai batas waktu pelaksanaan program PKM. Namun, disinilah waktu nya saat itu untuk kita kembali lagi ke "apa sih motivasi di awalnya?". Kalau saat itu, kita memutuskan untuk memangkas program yang sudah satu paket istilahnya, maka risikonya adalah masyarakat (mitra) kita bisa gak mendapatkan <i>benefit </i>apa-apa dari program karena program yang gak tuntas bisa membuat potensi program jadi pincang sebelah. Beruntung aku ketemu dengan teman-teman yang mau mendukung niat baik kita bareng-bareng sampe akhirnya kita memilih untuk memprioritaskan program tetap jalan semuanya meskipun program yang diujung-ujung hanya sebatas memperkenalkan aja. </span></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><b>Prosesnya Tidak Sebentar, Jalannya Tidak Mudah </b></span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Sampai di <i>part</i> ini, sejujurnya aku udah mulai bingung gimana menuangkan <i>ups and downs</i> selama PKM dalam kata-kata. Selain tantangan eksekusi program hanya dalam waktu 1 bulan seperti yang udah dijelasin di atas, yang gak kalah menantang adalah <i>timeline</i> yang cukup padat mulai dari penyelesaian luaran seperti laporan dan video luaran program. Juga ada presentasi kemajuan yang disebut Penilaian Kemajuan Pelaksanaan PKM (PKP2). Saat itu semuanya berjalan dalam waktu 2 minggu. Cocok kalo disebut 2 minggu yang melelahkan di akhir September - Awal Oktober. Bahkan H-1 presentasi PPT aja belum siap. Dan ini adalah pertama kalinya kompetisi yang mungkin terbilang paling tidak siap: H-1 presentasi tapi PPT masih revisi dan belum latihan sama sekali. Alhasil, H-1 presentasi itu bener-bener dimatangkan semaksimal mungkin untuk finalisasi PPT, latihan presentasi, dan siap-siap prediksi pertanyaan apa aja yang bakal muncul dari pihak <i>reviewer</i>. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Drama D-Day PKP2: Ganti Presenter dan Drama "Indikator" </span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Hari PKP2 jadi salah satu rangkaian PKM yang juga gak bisa dilupain. Awalnya presenter ada 3, aku dan 2 temen cowok ku. Tapi tiba-tiba aku merasa kenapa dari selama persiapan sebelum presentasi banyak sekali tanggapan soal <i>tone</i> suara yang beda. Dan pembahasan ini baru kita bahas benar-benar 30 menit sebelum giliran kita presentasi. "<i>Oh iya ya, Irene cewe pasti suaranya jadi turun naik kalo diapit sama Irfan dan Dafa sebelum dan sesudah Irene ngomong,</i>" memang bukan teman-temanku kalo hari H gaada sama sekali drama yang mendadak. Akhirnya, 15 menit sebelum presentasi kita merubah skenario bahwa yang presentasi cuma 2 aja: Irfan dan Dafa. Tapi memang dasarnya teman-temanku adalah orang yang sangat luar biasa apalagi dari segi ketenangan. Mereka tetep bisa tampil tenang dan lancar dengan skema perubahan yang mendadak <strike>kaya tahu bulat itu</strike>. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Yang gak kalah membuat syok selama PKP2 adalah saat sesi tanya jawab. Jangankan jawab dengan smooth, saat itu kondisi tanya jawab berlangsung tegang banget. Pertanyaan dari reviewer cuma 1: indikator nya apa. Duarrrr, gak tau kenapa kita semua mendadak jadi bingung banget pas ditanya gitu karena program kita banyak dan gak predict aja bakal ditanya gitu (padahal sebenarnya secara gak langsung jawabannya udah kita presentasiin dan ada juga di slide secara implisit). Dan reviewer nya cukup "serem" gais, jadi gak bisa mikir. Aku gak mau menggambarkan lebih jelas suasana di dalam room saat itu gimana. Ya intinya periode PKP2 kami cukup di-roasting; jadi roti bakar paling alot dan seketika kita jadi sensitif banget sama kata-kata "indikator" wkwk </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Melihat suasana PKP2 yang seperti itu dan mengingat poin PKP2 cukup tinggi dalam penentuan tim yang bisa maju ke PIMNAS, sebenarnya hati kecil lebih feeling bahwa kita akan berhenti sampe di tahap pendanaan aja. Ngerasa gak maksimal dan gak tampil performa saat PKP2. Jauh banget sama lomba-lomba yang pernah kita ikutin sebelumnya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxjvNus0iaHeAlxhPNNWZPSWzD353tq9qylzLAYrImK0E0ZORsbVkMx0Blz1WlcPE6-zUw6sjh_muxS9rXI3mMAZ_bUsxErMYqjVoFbCRMplTvJXYcr4BHbdnO77ZBvX5Gop6vAKdaQ-8/s1280/WhatsApp+Image+2020-10-06+at+13.39.57.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="719" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxjvNus0iaHeAlxhPNNWZPSWzD353tq9qylzLAYrImK0E0ZORsbVkMx0Blz1WlcPE6-zUw6sjh_muxS9rXI3mMAZ_bUsxErMYqjVoFbCRMplTvJXYcr4BHbdnO77ZBvX5Gop6vAKdaQ-8/w640-h360/WhatsApp+Image+2020-10-06+at+13.39.57.jpeg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3Zef9h4kxv7fJwPz3LXA5yL8Ij3JjcQh8fbZa5uVp9vQTzVuNm3FHfferxmpodZ2E0w5zzrqu2n1BEZe93kU0uM8UtQkWYCd424_fzERshoJPotkBj-HdsrjxORtb7puchQ3dWu9cgf8/s1280/WhatsApp+Image+2020-10-06+at+18.12.29.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="719" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3Zef9h4kxv7fJwPz3LXA5yL8Ij3JjcQh8fbZa5uVp9vQTzVuNm3FHfferxmpodZ2E0w5zzrqu2n1BEZe93kU0uM8UtQkWYCd424_fzERshoJPotkBj-HdsrjxORtb7puchQ3dWu9cgf8/w640-h360/WhatsApp+Image+2020-10-06+at+18.12.29.jpeg" width="640" /></a></div><br /></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Siapa Sangka PIMNAS Jadi Jodoh yang Telah Ditakdirkan </span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Akhir Oktober 2020 malem-malem menjelang orang mau bobo menutup selimut, tiba-tiba ketua tim (Irfan) telpon grup. Bikin panik. Gak <i>predict </i>dia bakal umumin pengumuman PIMNAS dan saat itu pun aku refleks buka <i>website</i> Pusat Prestasi Nasional dan gaada pengumuman apa-apa. Sempat panik, ngiranya jangan-jangan ada luaran yang harus direvisi lagi. <i>Oh my</i>, tidak membayangkan kantong mata akan jadi setebel apa lagi setelah 2 minggu PKM aku lebih sering tidur di bangku ruang tamu dibanding di kamar. Dengan nada pesan yang sangat tidak jelas, Irfan mengabarkan berita bahagia itu sambil nangis. Dan kita yang denger nanggepinnya malah ketawa wkwk karena putus-putus sampe di telinga. Baru kendenger jelas saat di kata, "<i>Gais, lolos gais.</i>" 3 kata itu yang membawa kita pada bulan November yang sangat melelahkan. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">November yang Melelahkan </span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Sebagian orang percaya dalam sedikit lagi tahap menuju titik akhir hanya tinggal butuh sedikit lagi langkah untuk sampai. Teorinya begitu, tapi kenyataannya engga. Yang disebut "sedikit" itu hanya diukur dari kuantitas nya saja. Tapi gak dengan proses yang sebenarnya. November yang melelahkan akan jadi istilah bagaimana aku menyambut bulan kelahiran aku dengan sangat luar biasa Memutuskan untuk kembali ke Yogya demi mempermudah koordinasi tim menjadi <i>the real </i>perjalanan yang bak <i>roller coaster</i> itu dimulai. Kalo soal persiapan teknis mungkin gak perlu ditanya lagi. Tentunya banyak banget yang harus disiapkan karena tingkat tantangannya semakin tinggi lagi: kita butuh jadi yang paling baik diantara yang sudah paling baik. 101 perguruan tinggi dengan lebih dari 600 tim akan ketemu di tanggal 24-29 November 2020 untuk menunjukkan keganasan mereka masing-masing. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Tantangan justru hadir pada dinamika tim dan <i>printilan-printilan</i> lain yang membuat persiapan PIMNAS benar-benar memakan seluruh emosi, energi, dan waktu. Bersamaan dengan pemadatan aktivitas perkuliahan sehingga dalam 1 minggu bisa ada 5-6 laporan praktikum itu sangat menguras energi. Aku bahkan gak malu-malu untuk mengaku dosa bahwa kuliah sudah aku tinggalkan 2-3 minggu sepanjang persiapan PIMNAS. Ditinggalkan bukan dalam arti sungguhan gaada di <i>room online</i>, tetapi lebih ke arah ditinggalkan secara pikiran. Sangat cocok untuk digambarkan dengan kalimat, "Raga dan pikiran ada di tempat yang berbeda. <i>Ngawangn</i>ya kemana-mana." Sifat perfeksionis yang selama ini mungkin masih nempel sebagai mahasiswa perlahan berubah menjadi "yang penting sejadinya" wkwk. </span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Peran orang terdekat menjadi amunisi yang gak kalah penting selama menghadapi drama menuju PIMNAS. <i>Roasting</i>-an menjelang hari H yang semakin intens membuat kita gak bisa lagi cerita pada sesama anggota tim. Dosen pendamping langsung bertransformasi jadi teman yang direpotkan untuk denger sambatan mahasiswa yang mungkin sebenernya gaada apa-apanya dibandingkan tugas dosen yang lebih semrawut. Di luar masalah dan drama menuju PIMNAS, ternyata banyak poin penting yang bisa dipetik salah satunya adalah menemukan orang-orang terbaik yang mau siap sedia <strike>bahu </strike>telinga untuk denger cerita kita. Di saat posisi itu, kita hanya butuh mencari pendengar. Titik. Jadi, terima kasih ya untuk siapapun yang sudah membersamai cerita-cerita <i>melow </i>nya Irene menjelang PIMNAS. Semoga niat baik kalian dikembalikan sama baiknya dalam bentuk kebaikan apapun :) </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">PIMNAS 33: Hadiah Ulang Tahun Terbaik</span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">21 November, hari lahirku yang biasanya anak seusiaku dirayain dengan selebrasi tiup lilin dan pesta, jadi hari yang gaada beda dengan hari-hari biasanya. Saat notifikasi WA bermunculan penuh selamat ucapan hari lahir mendoakan Irene dengan versi terbaik mereka aku rayakan dengan simulasi pelaksanaan presentasi PIMNAS. Kalau ditanya rasanya seperti apa, sedih iya, terharu iya, bangga juga iya. Ini adalah ulang tahunku yang sangat luar biasa dan gak akan terlupakan. Gaada diary bertuliskan apa harapanku saat itu. Tulisan tanganku saat itu lebih banyak menulis apa saja komentar dosen <i>reviewer </i>dan pertanyaan prediksi apa yang akan muncul. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5T3mGB6tvpMqqGxmAh6wOcK8p39GHC7EXPMfKaHU7bD2DRzzbDaEYa0btw57GuErORBJcD0gfxdVQnV5EOqeZ_ziwaDGSgkYS1RhaHPIMmlnR3ZdAgvbFtxctw46V8m8WLtKwxVP7G_k/s1280/WhatsApp+Image+2020-11-26+at+07.41.40.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5T3mGB6tvpMqqGxmAh6wOcK8p39GHC7EXPMfKaHU7bD2DRzzbDaEYa0btw57GuErORBJcD0gfxdVQnV5EOqeZ_ziwaDGSgkYS1RhaHPIMmlnR3ZdAgvbFtxctw46V8m8WLtKwxVP7G_k/w640-h480/WhatsApp+Image+2020-11-26+at+07.41.40.jpeg" width="640" /></a></div><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Namun, lagi-lagi, aku selalu merasa beruntung hidup dikelilingi oleh orang-orang yang mencintaiku dengan cara mereka masing-masing. Bangun dari tidur siang sebentar, tiba-tiba aku dikejutkan dengan anak-anak redaksiku yang sudah ada di depan kos untuk memberi kado. Mereka tau koor (cici) nya suka baca, mereka juga menghadiahkan aku buku berjudul "Slow" dan juga boneka lucu dan mungil yang dari dulu aku selalu kode-kodein ke mereka. Pun begitu dengan teman kosku yang merayakan aku dengan sepotong roti bakar dan tiup lilin virtual. Gak terkecuali juga Irfan dan Nurul, tim ku yang tiba-tiba pake drama "GAIS, KUMPUL. ADA REVISI DADAKAN" tau-taunya mau selebrasi ulang tahun pake donat kekinian di Jogja biar ulang tahunku gak sedih-sedih banget. Semua yang sederhana itu benar-benar terangkai jadi memori yang gak akan terlupakan. <i>So, thankful for having you, guys!</i></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikTHWYK-GBEszvZ1DCAl8dsnkuZILWUu8PnQMswr2YGYLLOlH0KQu1BTBonDCC_4_GvuLDiSRCl-Gao7o3QXvbesju6QuXYWopKPD5PCKJ_9ChwRoxcKMwdWrfn6UoOfHzCw3-OFOniPo/s1280/IMG-20201121-WA0037.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="959" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikTHWYK-GBEszvZ1DCAl8dsnkuZILWUu8PnQMswr2YGYLLOlH0KQu1BTBonDCC_4_GvuLDiSRCl-Gao7o3QXvbesju6QuXYWopKPD5PCKJ_9ChwRoxcKMwdWrfn6UoOfHzCw3-OFOniPo/w480-h640/IMG-20201121-WA0037.jpg" width="480" /></a></div></span></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><b><br /></b></span></h3><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><b>D-Day PIMNAS: 30 Menit yang Selalu Berdebar-Debar </b></span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Hal yang cukup membuat PIMNAS gak bisa sama sekali disambi adalah karena pengundian presentator setelahnya dilakukan setelah tim sebelumnya selesai presentasi. Setiap durasi 30 menit jadi waktu yang selalu kritis. Berasa mau ke kamar mandi setiap 30 menit sekali. Sakit perut, keringet dingin, dan pokoknya penyakit jadi bermunculan gitu. Melihat nama ketua tim berputar-putar di layar rasanya deg-degan gak karuan. Istirahat makan siang pun jadi gak bisa dinikmati bener-bener ketika kita belum maju. Singkat cerita, waktu itu tim ku kebagian presentasi setelah Ashar. Kalau ditanya apakah semua berjalan <i>smooth</i>, jawabannya engga juga. Tapi jiwa-jiwa ambis dan totalitas bener-bener bangkit banget saat itu. Irfan tampil presentasi dengan tenang dan lancar abis. Pertanyaan juga dengan mampu kita jawab sambil senyum pol dalam hati <i>(karena semuanya sudah sesuai dengan apa yang kita prediksi)</i>. Tapi tetep aja ada drama dimana salah satu anggota, Nurul, <i>lost connection </i>dan doi panik maksimal karena semuanya terjadi saat sesi tanya jawab lagi berlangsung. Saling <i>back up </i>jadi pamungkas terakhir untuk memaksimalkan poin 40% dari kontribusi anggota tim saat tanya jawab. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Siaran ulang presentasi aku dan teman-teman bisa ditonton di <a href="https://www.youtube.com/watch?v=UEYXl89CO90&list=PLFFA4lTFCEbe8cuaKWie337wYQIwCer1z&index=50">sini</a> ya (mulai dari menit 8.36.09)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj99ttb3kE0sulX7DFN846xR_vkwsfwsVhycw-GVB-ef4GZ0A3q8DMTGx25DNOU1kgMjHZDjkIt-0hRfGNTyKtQoAcXzCiA5XtRBGtPbk4TceJjgau4FbjiJAz7pYLaUZQxcAKWegviakA/s1280/WhatsApp+Image+2020-11-26+at+16.05.39.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="1280" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj99ttb3kE0sulX7DFN846xR_vkwsfwsVhycw-GVB-ef4GZ0A3q8DMTGx25DNOU1kgMjHZDjkIt-0hRfGNTyKtQoAcXzCiA5XtRBGtPbk4TceJjgau4FbjiJAz7pYLaUZQxcAKWegviakA/w640-h400/WhatsApp+Image+2020-11-26+at+16.05.39.jpeg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgckKFrBRG_EmOpZ37GHDvJ6RG7ksHhf7kuy44vA6BziWgB9vokg6qnObgi18of1Py8E3Xt2BASKpVsEeQb5u1v3zT9yjmUmFJY3_p4-Q-bQI2As4W_s040_XAa8MpvB8zloCri4OuNeI/s1280/WhatsApp+Image+2020-11-26+at+16.05.43.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="1280" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgckKFrBRG_EmOpZ37GHDvJ6RG7ksHhf7kuy44vA6BziWgB9vokg6qnObgi18of1Py8E3Xt2BASKpVsEeQb5u1v3zT9yjmUmFJY3_p4-Q-bQI2As4W_s040_XAa8MpvB8zloCri4OuNeI/w640-h400/WhatsApp+Image+2020-11-26+at+16.05.43.jpeg" width="640" /></a></div><br /></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Pengumuman PIMNAS, Drama Ayam, dan Hujan Deras </span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Sekalipun virtual, kita gak kehilangan akal untuk membuat pengumuman PIMNAS biar gak sepi-sepi banget kalo cuma nonton dari kamar kos. Akhirnya kita pun sepakat untuk nonton dari dalam mobil rame-rame setelah sebelumnya kita pulang dari pantai buat relaksasi sebelum deg-degan nunggu pengumuman. Yang buat pengumuman PIMNAS makin terkenang adalah karena saat itu tiba-tiba hujan deras banget. Yang ciwi-ciwi pun nunggu dijemput satu-satu dan akhirnya kita menuju pelataran GSP untuk bisa ikut merasakan sensasinya sekalipun gak nonton langsung. Udah sampe di pelataran, baru berasa kalau kita laper dan belum makan lagi dari siang. Tinggal sisa beberapa waktu lagi untuk pengumuman, kita coba untuk cari makanan apa yang bisa cepat dibungkus supaya bisa dimakan dalem mobil. Muter-muter ngeliat rumah makan gak ada yang sepi, akhirnya kita mutusin untuk beli ayam goreng di daerah Klebengan. <i>Predict </i>nya sih bakal cepet, tapi ternyata lama banget (<i>kayanya ayam nya lagi dipotong dulu</i>). Sempet mikir lucu aja kalo semisal kita nonton pengumuman jadinya ga bareng-bareng karena Irfan harus nunggu ayam sampe mateng dan bisa dimakan. Tapi ujungnya keburu kok. Akhirnya kita balik lagi ke GSP dan nonton dari mobil. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqIf8NlQ4qNRroR1TX_XAoG2Ou7w_MdEjfVGc5JEYjKs-BQhl-iWrovjfF8pqYgiKIG9XVF9ZVDy1ddurdAK62c10am1i-rhIDMIPYQQuSKLrf8hlxaqPyIhDaj_jPFZIuBzwNNANLXhA/s1280/WhatsApp+Image+2020-11-28+at+20.30.26.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="621" data-original-width="1280" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqIf8NlQ4qNRroR1TX_XAoG2Ou7w_MdEjfVGc5JEYjKs-BQhl-iWrovjfF8pqYgiKIG9XVF9ZVDy1ddurdAK62c10am1i-rhIDMIPYQQuSKLrf8hlxaqPyIhDaj_jPFZIuBzwNNANLXhA/w640-h310/WhatsApp+Image+2020-11-28+at+20.30.26.jpeg" width="640" /></a></div><br /><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhax6qRkNC-tcuu3EAXe7-4uKvQy4lAhl71NkiAC4G4Te6JilpeomqQoxRoCtW4DP0oiTDWU8NakI2n2XKfgg67aun3guIWJ1nlVM5Rs2eiwadJmvNMSpLpIiNtU07FH254czwTbqp6xT8/s1280/WhatsApp+Image+2020-11-29+at+00.04.39.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="606" data-original-width="1280" height="304" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhax6qRkNC-tcuu3EAXe7-4uKvQy4lAhl71NkiAC4G4Te6JilpeomqQoxRoCtW4DP0oiTDWU8NakI2n2XKfgg67aun3guIWJ1nlVM5Rs2eiwadJmvNMSpLpIiNtU07FH254czwTbqp6xT8/w640-h304/WhatsApp+Image+2020-11-29+at+00.04.39.jpeg" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Singkat cerita, deg-degan nunggu pengumuman itu pasti. Pengumuman dibacain mulai dari juara favorit, juara poster, dan terakhir juara presentasi. Sejujurnya nyali sudah cukup ciut saat kita gak berhasil bawa apa-apa dari kategori juara poster. Sedikit banyak aku pribadi lebih ke arah mempersiapkan hati semisal memang belum ditakdirkan untuk bawa lempengan PIMNAS. Suasana mobil yang awalnya rame, lama-lama jadi sepi. Masing-masing kita mungkin untuk sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai terakhir tiba di sesi pengumuman juara presentasi, nyatanya memang semesta baik. Jauh lebih baik dari kita memprediksi apa yang layak untuk kita. H-1 aku pulang kembali ke Bekasi, kita diizinkan untuk membawa kabar bahagia pulang dengan berita perolehan perak dari kategori presentasi Kelas PKM-M 2. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Bersyukur, berterima kasih tentunya! </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmCc7Z5CS-23nfkQysjzI-Tvozt5RlTAA7zJaNqpxqE9WK-c8fj4_SukML_rBz_FCN_P-Y-Fu1G4x-x96vs7_JBE74aXU6RWvuKEnY8xmx3vp1Buj7fiblM1PjQ1HcNwANuNDAWKsddyg/s611/BUKTI+PRESTASI.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="446" data-original-width="611" height="468" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmCc7Z5CS-23nfkQysjzI-Tvozt5RlTAA7zJaNqpxqE9WK-c8fj4_SukML_rBz_FCN_P-Y-Fu1G4x-x96vs7_JBE74aXU6RWvuKEnY8xmx3vp1Buj7fiblM1PjQ1HcNwANuNDAWKsddyg/w640-h468/BUKTI+PRESTASI.jpeg" width="640" /></a></div><br /></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: PT Sans;">***</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><h2 style="text-align: center;"><span style="font-family: PT Sans;">Kompilasi Irene Menutup Rangkaian PKM </span></h2><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Satu hal yang aku pelajari dari satu setengah tahun menjalani rangkaian kompetisi PKM adalah tentang keikhlasan dan ketuntasan dalam menjalani apapun. Kita sering tumbuh jadi manusia yang punya tekad besar untuk mengawali sesuatu tapi lupa pada komitmen yang kita bangun di awal. Lewat PKM, aku sejatinya bertemu dengan kompetisi yang jauh lebih sulit dari apapun: kompetisi memenangi ke-egoisan diri yang sebenarnya mudah banget untuk kita bela ketika kita sudah terlampau lelah. Lewat PKM, aku bertemu dengan sifat asli orang-orang bagaimana mereka mau berperan dengan caranya masing-masing. Jauh melebihi medali dan prestasi, PKM menjadi satu dari banyak langkah awal yang bisa menjadi harapan untuk lebih jauh menebar kebermanfaatan. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang sudah mau membersamai semua perjalanan aku dan teman-teman melewati ini melalui caranya masing-masing: melalui doa, semangat, dukungan, tampungan keluhan, dan lain sebagainya. Semoga niat baik semua pihak dikembalikan sama baiknya, ya! </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><i><br /></i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><i>*sekalipun namanya full version, tapi cukup banyak cerita yang ter-cut karena tidak patut untuk jadi konsumsi publik, ya! </i></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Sampai jumpa di cerita-cerita aku selanjutnya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><i>Welcome to</i> 2021 dengan lembaran yang semoga tidak kalah baik dan bermanfaatnya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Ditulis menuju penutupan agenda 2020, </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;">Irene </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: center;"><span style="font-family: PT Sans;">Bonus Dokumentasi<br /></span><span style="font-family: PT Sans;">Biar Bisa Dikenang Besok-Besok </span><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy1Mzymyum8MS1qqAFUNrAY8lJRpvLkBJfrZ4cO4bdfFYbx8THLToQHf3j-_9VimlmRM6_yjPLQqAdpohS8FFENuFpchHBCs7Sg-tQj7lFIYt5HFKkFQgiGODGfTbvduQ_sCI9BhXSHAs/s1280/IMG-20201121-WA0017.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="621" data-original-width="1280" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy1Mzymyum8MS1qqAFUNrAY8lJRpvLkBJfrZ4cO4bdfFYbx8THLToQHf3j-_9VimlmRM6_yjPLQqAdpohS8FFENuFpchHBCs7Sg-tQj7lFIYt5HFKkFQgiGODGfTbvduQ_sCI9BhXSHAs/w640-h310/IMG-20201121-WA0017.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGVVL70QdKKgEyLCHz8gAPwxZqKvboxUSqxvJJsovOiXbqOh00rI4We_E46RE1cQilV_wUGaIbsPSpTEndaYFetqoAM2MUpLWQglwSqb4XcV7chbgjUG1t8bKY1UH7LKjwRhKNOWIlhCI/s1280/IMG-20201121-WA0019.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="621" data-original-width="1280" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGVVL70QdKKgEyLCHz8gAPwxZqKvboxUSqxvJJsovOiXbqOh00rI4We_E46RE1cQilV_wUGaIbsPSpTEndaYFetqoAM2MUpLWQglwSqb4XcV7chbgjUG1t8bKY1UH7LKjwRhKNOWIlhCI/w640-h310/IMG-20201121-WA0019.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqT61gutemtwPQ3nFaz4I6Jx2XyEqq6msfZRoZ-WYX4loR8enXcKPAMzYk2HEF-d8QdznDvvhLJ7OUJ99nsyF-ODbDDoPD4hFQcdQ5TEeP7ubkpxu312xDfdpLFDmgUNhyNDGb3GNF0HQ/s1280/WhatsApp+Image+2020-11-25+at+18.29.15+%25281%2529.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="621" data-original-width="1280" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqT61gutemtwPQ3nFaz4I6Jx2XyEqq6msfZRoZ-WYX4loR8enXcKPAMzYk2HEF-d8QdznDvvhLJ7OUJ99nsyF-ODbDDoPD4hFQcdQ5TEeP7ubkpxu312xDfdpLFDmgUNhyNDGb3GNF0HQ/w640-h310/WhatsApp+Image+2020-11-25+at+18.29.15+%25281%2529.jpeg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3i7G2ApsLOvkur29P4rL7CIAS1yXLNt9M48UfWZDXxIGD3jXL0w1Dt03F70l521Z-R4MlWVm3X2J1LDTOjKFShp5-p9FvYaRzm5zvYCBJ6eK680DlkDFiWXqXBMMfiTEG_34PIY1_slE/s1280/WhatsApp+Image+2020-11-26+at+17.39.54+%25281%2529.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3i7G2ApsLOvkur29P4rL7CIAS1yXLNt9M48UfWZDXxIGD3jXL0w1Dt03F70l521Z-R4MlWVm3X2J1LDTOjKFShp5-p9FvYaRzm5zvYCBJ6eK680DlkDFiWXqXBMMfiTEG_34PIY1_slE/w480-h640/WhatsApp+Image+2020-11-26+at+17.39.54+%25281%2529.jpeg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQxAbEarZde0Mu6SVOsMMWGFyods1vfWH8izp0YDL7n0RcrXTOsfaJhP6p-eZzixUk4CZ5Zing4_fBDnLuLMoJxcKxZoZvybLxRCNuzyFMIASL3ddSwLt0NSHwghPbIwR9q5k2WZSAWGc/s1280/WhatsApp+Image+2020-11-27+at+11.24.06.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="621" data-original-width="1280" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQxAbEarZde0Mu6SVOsMMWGFyods1vfWH8izp0YDL7n0RcrXTOsfaJhP6p-eZzixUk4CZ5Zing4_fBDnLuLMoJxcKxZoZvybLxRCNuzyFMIASL3ddSwLt0NSHwghPbIwR9q5k2WZSAWGc/w640-h310/WhatsApp+Image+2020-11-27+at+11.24.06.jpeg" width="640" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJw5TGDbZa7wRSiYUKF9xKbDaDrCxP81jKZZIryhyphenhyphenkSwHwarqSM9SYRBSUnoy4XeGw3rNcPnVLxj0FMotcN1neIhlQS6C2CtIjRQ_nf0B0k3d0JXOXb6ojWJ7vAIan292U9dJPgyzTDaY/s1160/IMG-20201127-WA0014.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="653" data-original-width="1160" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJw5TGDbZa7wRSiYUKF9xKbDaDrCxP81jKZZIryhyphenhyphenkSwHwarqSM9SYRBSUnoy4XeGw3rNcPnVLxj0FMotcN1neIhlQS6C2CtIjRQ_nf0B0k3d0JXOXb6ojWJ7vAIan292U9dJPgyzTDaY/w640-h360/IMG-20201127-WA0014.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIfHtKwaIvFI5J5e77tZ5H_q9RlptnT4qzMoaJMJC-SNClecUoN8l8wnuHHMrMChqoaYxjNve9Pn34R7lbH9Tcz_hxTHJKPE0l5JKfvHm_L5SZ3tp0mrm6DouowRAela2WRefvYlVli_Y/s1280/WhatsApp+Image+2020-11-24+at+12.50.46.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIfHtKwaIvFI5J5e77tZ5H_q9RlptnT4qzMoaJMJC-SNClecUoN8l8wnuHHMrMChqoaYxjNve9Pn34R7lbH9Tcz_hxTHJKPE0l5JKfvHm_L5SZ3tp0mrm6DouowRAela2WRefvYlVli_Y/w640-h360/WhatsApp+Image+2020-11-24+at+12.50.46.jpeg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGzdYeoWFaSYh1s-Ta4zJdTDo1wQWjVBmoncmjfMowJa5H4GQyNeoaHGF0q4Q80CWhPDli6Bh8q8OocxkGYubYTvdjzP8cIdaOuT20oQeUTvRQ7m7nqwM7OvUpXqsb6pe_FHgX7xOt3qg/s2048/IMG20201125120253.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGzdYeoWFaSYh1s-Ta4zJdTDo1wQWjVBmoncmjfMowJa5H4GQyNeoaHGF0q4Q80CWhPDli6Bh8q8OocxkGYubYTvdjzP8cIdaOuT20oQeUTvRQ7m7nqwM7OvUpXqsb6pe_FHgX7xOt3qg/w480-h640/IMG20201125120253.jpg" width="480" /></a></div></div></h2><h2 style="text-align: center;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFXcf736-p9le7hAOMfZn8EYz7yb5wrbcSQ8aIBIFBnKrmI0YFv-5kDlHKBf-wW6lK6uLn3XXX53s1ozyzF6I3gZQxLMFUulpxXwB2S9zeg-ScnKA07nB1XF6fovl91G79_ReTuECecA0/s1280/WhatsApp+Image+2020-11-25+at+18.29.14+%25282%2529.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="621" data-original-width="1280" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFXcf736-p9le7hAOMfZn8EYz7yb5wrbcSQ8aIBIFBnKrmI0YFv-5kDlHKBf-wW6lK6uLn3XXX53s1ozyzF6I3gZQxLMFUulpxXwB2S9zeg-ScnKA07nB1XF6fovl91G79_ReTuECecA0/w640-h310/WhatsApp+Image+2020-11-25+at+18.29.14+%25282%2529.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div><br /></div></td></tr></tbody></table></h2><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span><span style="font-family: PT Sans;"><br /></span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div style="text-align: center;"><br /></div>Sekilas Kisah Seiring Waktuhttp://www.blogger.com/profile/01500100459815130110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4472801388317764354.post-89689577131144667282020-08-19T20:59:00.003-07:002020-08-19T21:00:57.353-07:00Coba Jawab Tebak-Tebakan Buku Kekinian, Marah Atau Bercanda Yang Bisa Buat Masalah Lari?<p><span style="font-family: inherit;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjluK_R4Oo4Mz4H_qQGOU7VHsEPLhQBQ9iIR5BSysc70EBn5UW3M7CM4VO36eqHgSuk_JrPzlnPgDX_rRm36JUIL_IZrfX1X6ElJk8SRHDipie5-TUDM8jyJk3ncWPVUawikQHUYrcqpJI/s2048/KTBB_Sumber+Gambar+pinterest.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="2048" height="512" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjluK_R4Oo4Mz4H_qQGOU7VHsEPLhQBQ9iIR5BSysc70EBn5UW3M7CM4VO36eqHgSuk_JrPzlnPgDX_rRm36JUIL_IZrfX1X6ElJk8SRHDipie5-TUDM8jyJk3ncWPVUawikQHUYrcqpJI/w512-h512/KTBB_Sumber+Gambar+pinterest.jpg" width="512" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar : pinterest.com<br /></td></tr></tbody></table></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Rasa-rasanya
semua orang yang ngaku anak muda di 2 tahun terakhir ini tentu akrab dengan
buku kekinian: NKCTHI. Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini. Buku berjenis <i style="mso-bidi-font-style: normal;">flash fiction</i> ini dilihat-lihat sudah
mampu membuat kemajuan mental bagi pembacanya yang mungkin semula penuh
penolakan terhadap hidupnya. Layak diakui memang, saya pun turut menjadi
penggemar dan pengingat setiap halaman di buku ini dengan detail. Suka <i style="mso-bidi-font-style: normal;">aja</i> sama cara penulisnya, Marchella FP menuangkan
kata-kata sederhana tapi cukup ‘menampar’ kita yang punya emosi sering naik
turun. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Selisih
hampir 1 tahun NKCTHI diluncurkan, buku lanjutannya yang membawa ‘sisi gelap
hidup’ berjudul Kamu Terlalu Banyak Bercanda (KTBB), turut menjadi daftar
bacaan yang patut dibaca. Seperti halnya NKCTHI, pembaca tentu juga punya
bagian favoritnya masing-masing di KTBB. Bagi saya, salah satu bagian yang
sangat tergiang adalah ‘<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Katanya hidup gak
sebercanda itu. Coba tanya mereka, apa marah bisa muat masalah hari darinya?</i>.’
Menampar. Sungguh. Pertama kali membaca bagian itu, yang terpikir, “benar<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> </i>juga ya”. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Sekali
dibaca mungkin belum terekam. Sampai ketiga hingga hampir kesepuluh kali dibaca
seperti yang saya lakukan, kata-kata ini harusnya bisa sangat terngiang. Ya,
sekalipun tergantung juga <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sih</i> sama
sensitivitas pembacanya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Gak</i> sedikit
juga kita yang kalau baca hanya sekadar cepat menuntaskan halaman biar bisa
unggah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">snapgram</i> dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">filter </i>terbaru yang kekinian. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Balik
lagi ke kata-kata yang ada di KTBB. Kita yang sering sekali perang dengan pikiran
sendiri seharusnya jadi ikut bertanya-tanya, “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jadi sebenarnya apa yang bisa buat masalah lari? Kita perlu marah atau
bercanda aja?</i>.” <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Hidup
memang tidak seharusnya diperumit sampai kita harus berguru pada seorang ahli
psikologi yang bisa jawab pertanyaan ini. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Toh
</i>ini bukan pertanyaan yang ketika kita salah jawab jadi menurunkan IPK 0,01
poin dan buat badan meriang sehari semalam. Namun, rasanya kalau ada seseorang
yang ancang-ancang memberitahu jawabannya, kita pasti penasaran juga kan?</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPFkjbt-QFZfPOKEMp67Y2PHDupBdDmdQq6-FTCjPqWV1-GDz4ZdZR_4gOIVHag9jZKtjxLXdYwHRjycWNXT9kJHQ0f0jho9-v5AwEiYHNaVFz9IdgrXG235m7U_PO_sZc4H17RYuTuTU/s635/marah.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="350" data-original-width="635" height="280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPFkjbt-QFZfPOKEMp67Y2PHDupBdDmdQq6-FTCjPqWV1-GDz4ZdZR_4gOIVHag9jZKtjxLXdYwHRjycWNXT9kJHQ0f0jho9-v5AwEiYHNaVFz9IdgrXG235m7U_PO_sZc4H17RYuTuTU/w508-h280/marah.jpg" width="508" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar : unplash.com<br /></td></tr></tbody></table><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Kita
bahas yang pertama: <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">marah. </b>Mudah
marah memang bukan sifat bawaan semua manusia. Namun, kita harus sepakat bahwa
semua orang pasti bisa marah sekalipun versi wajah menunjukkan geramnya akan
berbeda-beda. Lebih dekat dengan masalah sangat wajar untuk mendorong manusia
mudah marah. Bagaimana tidak, masalah itu identik dengan sesuatu yang sulit,
menjengkelkan, dan banyak diantaranya yang bahkan tampak seperti tidak ada jalan
keluar. Dan kalau sudah begitu kondisinya, kita pasti tidak nyaman. Pikiran
bahagia yang membuat hati berbunga-bunga seketika berubah kacau. Kepala rasanya
bak tidak keramas berapa bulan dan wajah murung bak minta dikarung. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Disadari
atau tidak, saat ada masalah, apalagi yang besar, kita akan refleks untuk
menyulut diri penuh amarah dan mungkin jadi gegabah. Orang di kiri kanan
rasanya ingin disepak. Mereka yang niatnya hanya mau numpang lewat, cepat
sekali digas walau secara implisit, “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">apa
loe liat-liat?”. </i>Saat amarah sedang ada di puncak, yakin <i style="mso-bidi-font-style: normal;">deh</i>, emosi negatif akan membuat kita
jadi sangat cepat lelah. Ujung-ujungnya, masalah tidak kelar. Bisa jadi seperti
ini ekspresi yang umum kita lakukan: lambaikan tangan seakan tak acuh sambil
bilang, “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">udahlah, pusing gue</i>.” <o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_r-CmuKWsUH9T6F5imgGiEu6Ik3t_shNl-yeUCZZZli9uDwbcyfQMVhOYLdzJRUKs3Tn5p22451yl8MdWLrsFvIA_Oq65xIKmTavOpD5cWC4QhsLXetRaLAOqi_r8ANnQ2J5C-nSd_S8/s665/Sumber+Gambar+viva.co.id.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="374" data-original-width="665" height="288" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_r-CmuKWsUH9T6F5imgGiEu6Ik3t_shNl-yeUCZZZli9uDwbcyfQMVhOYLdzJRUKs3Tn5p22451yl8MdWLrsFvIA_Oq65xIKmTavOpD5cWC4QhsLXetRaLAOqi_r8ANnQ2J5C-nSd_S8/w512-h288/Sumber+Gambar+viva.co.id.jpg" width="512" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar : viva.co.id<br /></td></tr></tbody></table><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Lalu, sekarang, bagaimana dengan
ekspresi yang satunya: <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">bercanda</b>? <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Apa kira-kira yang terbayang kalau
disebut kata “bercanda”? Mungkin melawak atau kalau bahasa kekiniannya itu:
mereceh. Untuk yang satu ini, mungkin memang gak semua orang bisa melakukannya.
Bisa jadi mereka bisa, tapi level bercandanya memang beda kelas. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pengungkapan bercanda saat sedang
ada masalah mungkin akan berbeda-beda versinya tiap orang. Buat saya, bercanda
saat sedang ada masalah, sederhananya digambarkan dengan si terlibat yang
berusaha menyederhanakan masalahnya. Membalikkan dari istilah sebelumnya, bercanda
versi saya adalah sesederhana “tidak marah”. Namun, bukan berarti si terlibat
harus lari dan meninggalkan teman lainnya pusing sendiri. Ya, seperti kasus
kerja kelompok dari jaman SD bahkan sampai tugas presentasi di perguruan
tinggi. Bermodal bilang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“slow”</i> sambil
cengengesan, beberapa dari mereka milih <i style="mso-bidi-font-style: normal;">melipir
</i>dan membiarkan teman sekelompoknya begadang untuk SKS. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Awalnya, saya juga termasuk golongan
yang ragu-ragu yang untuk menjawab satu diantara dua pilihan ini. Lambat waktu
saya mencoba, rasanya memang bercanda jauh lebih bisa membuat masalah tampak
sedikit ringan. Bentuk latihan yang saya praktikkan sendiri adalah dengan
mencoba tersenyum dimulai dari saat hadirnya masalah-masalah sepele. Bercanda
adalah ekspresi yang lahir dari pikiran yang senang. Namun, tentu bukan
bercanda dengan tujuan mengejek dan menjatuhkan. Kita semua tentu paham ya
bagaimana bercanda jika motifnya seperti itu. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Mengapa saya menjawab ‘bercanda’? Bagai
efek domino yang terjadi, pikiran yang senang akan mendorong kita berpikir
lebih jernih bahkan kreatif. Pikiran kita menjadi terbuka untuk memperhitungkan
semua opsi yang mungkin bisa diambil termasuk dengan pertimbangan baik dan
buruknya. Begitulah kurang lebih hasil saya mencoba sendiri kedua ekspresi ini
dan efektivitasnya dalam menyelesaikan masalah. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Saya
yang dari kecil dikenal sebagai anak yang mudah sekali gegabah dan kadang
emosian, sejak berlatih menjadi lebih banyak bercanda, rasanya lebih percaya
diri. Perasaan khawatir yang dulu lebih sering muncul, lambat waktu mulai
tergantikan dengan fokus pada pilihan-pilihan yang mungkin diambil. Lebih
banyak bercanda telah mengubah hidup saya menjadi lebih <i style="mso-bidi-font-style: normal;">santuy</i>. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kalau kamu, lebih setuju yang mana? <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p><span style="font-family: inherit;"> </span></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p><span style="font-family: inherit;"> </span></o:p></span></p>Sekilas Kisah Seiring Waktuhttp://www.blogger.com/profile/01500100459815130110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4472801388317764354.post-72797731719347900242020-08-02T18:11:00.084-07:002020-08-02T19:31:27.507-07:00Ada Cerita di Bulan Juli: Eka-citta Writing Workshop<p style="text-align: justify;"><font face="inherit">Kesukaanku untuk nulis memang sudah dari kecil, tapi bisa dibilang baru fokus untuk ditekuni akhir-akhir ini. Terhitung sejak kuliah, sejak merantau ke Jogja. Makin parahnya, sejak aku memilih untuk membersamai Eka-citta Kamadhis UGM sebagai pimpinan redaksi untuk tahun 2020. </font></p>
<p style="text-align: justify;"><font face="inherit">Eka-citta (EC) buatku secara pribadi lebih dari hanya sekadar runitias penerbitan buletin. Ditambah dengan beberapa terobosan baru di tahun ini seperti konten berkala mingguan EC Today dan Podcast, Eka-citta juga punya salah satu program kerja yang menaungi 3 bidang penting di dalamnya. Di bidang redaksi, berkaitan dengan tulis-menulis, Eka-citta punya proker rutin tahunan sejak 4 tahun terkahir yaitu <b>Eka-citta Writing Workshop</b> (biasa disingkat EWW). </font></p>
<p style="text-align: justify;"><font face="inherit">Sejak aku jadi staf redaksi tahun lalu, aku mulai akrab dengan banyaknya saran dan ekspetasi untuk EWW yang lebih baik lagi. Mengusung nama <i>workshop</i>, memang sudah seharusnya peserta bisa merasakan konsep <i>workshop </i>yang sebenar-benarnya. Praktik langsung, di<i>review</i>, dan saling mengevaluasi. Setidaknya hal itulah yang terus coba diperbaiki dari tahun ke tahun.</font></p>
<p style="text-align: justify;"><font face="inherit">Bertabrakan dengan momen pandemi dimana semua terpaksa harus beradaptasi dengan metode serba daring, EWW yang rencana semula bersifat<i> offline </i>menjadi bergeser ke <i>online.</i> Tantangannya saat itu jadi bertambah: perbaikan konsep baru yang berbasis <i>online event. </i></font></p><p style="text-align: justify;"><font face="inherit"></font></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHitAu0bjLkGSj-06M1-OGdS1OvFdF5xHNV1CYzl1dyFJ-K_H85rkwuMGD5ePumi9EVAcYjYCIJPH6gGtjVtPL5zP4GusRCZdERaONcg1QTtgpcGxsN6-SgoZmfAMtpMMhGwH_XDJ6KfY/s1478/line_3684465396091.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Pembentukan Awal Panitia EWW, Pas Masih Offline Ceritanya" border="0" data-original-height="1108" data-original-width="1478" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHitAu0bjLkGSj-06M1-OGdS1OvFdF5xHNV1CYzl1dyFJ-K_H85rkwuMGD5ePumi9EVAcYjYCIJPH6gGtjVtPL5zP4GusRCZdERaONcg1QTtgpcGxsN6-SgoZmfAMtpMMhGwH_XDJ6KfY/w640-h480/line_3684465396091.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><font size="2">Pembentukan Awal Panitia EWW, Pas Masih <i>Offline</i> Ceritanya <br /></font></td></tr></tbody></table>
<p style="text-align: justify;"><font face="inherit"><br />Aku yang sejak dari staf merasa belum berhasil membawa perubahan buat EWW (bingung aja konsep <i>feedback</i> dalam <i>workshop</i> menulis itu harus seperti apa), bisa dibilang jadi punya <i>double </i>ambisi untuk tahun ini. Selama persiapan konsep besar EWW versi <i>online,</i> sering banget <i>gak</i> tidur, cari referensi sesering mungkin, <i>gemes</i> sendiri idealnya <i>workshop</i> kepenulisan tuh harus kayak apa sih. Di luar jadwal rapat koor, sering bareng ngajak mereka (read: pimpinan umum dan 2 koor ec lainnya) untuk diskusi EWW mau kayak apa, "<i>Please guys bantu aku. Pokoe EWW tahun ini harus lebih goals lagi.</i>"</font></p>
<p style="text-align: justify;"><font face="inherit">Singkat cerita, mulai berjalanlah kepanitiaan EWW yang terdiri hanya dari tim EC itu sendiri. 11 orang. Gambaran besar yang udah aku punya cuma jadi sebatas masukkan buat mereka ngembangin acara dan selebihnya mereka berhak mengatur jalannya acara mau seperti apa. Siapa pembicaranya, konsep desain publikasinya mau seperti apa, termasuk detail<i> rundown</i> kegiatannya mau terdiri dari apa aja dan selama apa. </font></p>
<p style="text-align: justify;"><font face="inherit">Menghadirkan Ka Putri Demes Dharmesty (Jurnalis CNN Indonesia), konsep EWW tahun ini aku rasa 'memuaskan'. Suka aja sama cara kakanya untuk membawakan materi dengan gaya kekinian. Materi PPT pun hanya sekadar untuk menuntun pada contoh konkret tulisan-tulisan yang sudah pernah dimuat di <a href="http://Kalikata.id">Kalikata.id</a>. Teori-teori yang sebelumnya mungkin biasa kita juluki sebagai sesuatu yang klasik jadi lebih terbayang. </font></p>
<p style="text-align: justify;"><font face="inherit">Oke, sepertinya udah cukup ya aku ngejelasin tentang EWW 2020. Sekadar pengantar aja biar yang baca tulisan ini kebayang. Namun, pada postingan kali ini aku akan lebih banyak cerita tentang momen-momen berharga mengamati teman-teman panitia selama menjalankan kepanitiaan pertama versi<i> online*</i> <br />
</font></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr9x7O_iUEazAJ9CdGkZOG7vbmM59MNsVixOZcrpa6AlMNxuMhA-yGUUl17uzoM0rYs9bMnKFg6jeCB9Pp9R7hzxqtYvc8VDRFcxQMqhHxwIwsM49XhNzSwzhAjrlP1gY1X8yhyKGocVI/s1366/1593349285400.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1366" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr9x7O_iUEazAJ9CdGkZOG7vbmM59MNsVixOZcrpa6AlMNxuMhA-yGUUl17uzoM0rYs9bMnKFg6jeCB9Pp9R7hzxqtYvc8VDRFcxQMqhHxwIwsM49XhNzSwzhAjrlP1gY1X8yhyKGocVI/s640/1593349285400.png" width="640" /></a></div><p></p><p style="text-align: justify;"><b><font face="inherit">Jadi Lebih Deket Satu Sama Lain </font></b></p><p style="text-align: justify;"><font face="inherit">Sejak kepanitiaan EWW berjalan, banyak rapat dan berbagi kepanikan bareng, mereka yang awalnya dingin jadi bisa lebih <i>receh </i>berjamaah. Dengerin guyon mereka lewat Google Meet rasanya adem banget, jadi ikut ketawa sendiri. Selama WFH ini apalagi sih yang lebih berharga dibandingkan mereka bisa tetep jaga komunikasi tanpa canggung? Melebihi keberhasilan proker, proses ini jauh lebih berharga dan buat seneng bukan main. </font></p><p style="text-align: justify;"><b><font face="inherit">Persiapan Totalitas</font></b></p><p style="text-align: justify;"><font face="inherit">Bukti kecil mereka benar-benar nyiapin acara ini dengan totalitas itu <i>gak</i> hanya waktu gladi bersih dan hari H. Setiap rapat bisa dibilang mereka juga sangat <i>well prepared</i>. Setiap rapat rasa-rasanya dijadiin uji coba untuk buka <i>room</i> di hari H. Hal sederhana yang mau aku apresiasi adalah mereka selalu menyiapkan <i>room</i> beberapa menit sebelum jam janjian rapat sesungguhnya. Pun banyak hal lain yang selalu mereka usahakan biar <i>perfect </i>lah intinya. Tak terkecuali waktu hari H, makin totalitas banget. Pertahankan ya, teman-teman. </font></p><p style="text-align: justify;"><b><font face="inherit">Serius Tapi Tetap <i>Gak Spaneng</i></font></b></p><p style="text-align: justify;"><font face="inherit">Semua orang memang belum tentu lahir dengan potensi humor yang tinggi, tapi bisa berkembang karena saling dipantik satu sama lain. Nah, mereka begini kasusnya. Awal berjalannya kepanitiaan ini cuma beberapa orang aja yang memang mudah berbagi <i>kerecehan</i>, tapi lama-lama bisa menularkan ke yang lain. Buat aku pribadi, aku suka kerja dengan tipe yang kaya mereka gini: <i>gak spaneng. </i>Kalo kita mudah tertawa menandakan hati bahagia. Kalo hati bahagia harusnya otomatis kita mengerjakan sesuatu bisa lebih sepenuh hati. Dan kata NKCTHI, segala yang dikerjakan sepenuh hati pasti sampai ke hati yang lain. Yang gini-gini juga dipertahankan, ya. </font></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifR9G47bLebtFm-6hIaiE2flxNMmOzJ0eW8AxZfnTxNqGtuI9gELLOn1IfHiapPQrSA1iTqci2U3_KlXrThzkPc9EOjVoujVKJKvPuzEwLwmTe1pgCewnVpTF2gd-414zdbmxi2jy-iB8/s1366/1593952131689.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1366" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifR9G47bLebtFm-6hIaiE2flxNMmOzJ0eW8AxZfnTxNqGtuI9gELLOn1IfHiapPQrSA1iTqci2U3_KlXrThzkPc9EOjVoujVKJKvPuzEwLwmTe1pgCewnVpTF2gd-414zdbmxi2jy-iB8/s640/1593952131689.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDUnVvOTCFxb5Inmz9cagOtnDYjF2wjo8itc7e7l2eiz-tAu8pv9lkxfKl3WiARZDSoOCjxQHvsJ5Z6qJB59TUtYs4YPkgAO-hbdUNTWIAWvNkwJygxwuqvvM_dZBwid3kF7PRfvyOhDA/s1366/1593952134652.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1366" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDUnVvOTCFxb5Inmz9cagOtnDYjF2wjo8itc7e7l2eiz-tAu8pv9lkxfKl3WiARZDSoOCjxQHvsJ5Z6qJB59TUtYs4YPkgAO-hbdUNTWIAWvNkwJygxwuqvvM_dZBwid3kF7PRfvyOhDA/s640/1593952134652.jpg" width="640" /></a></div><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Sebenarnya masih banyak lagi momen-momen yang </span><i style="font-family: inherit;">unforgettable</i><span style="font-family: inherit;"> selama kepanitiaan EWW ini berlangsung. Tapi rasanya udah kepanjangan nih, nanti malah jadi </span><i style="font-family: inherit;">gak</i><span style="font-family: inherit;"> dapet </span><i style="font-family: inherit;">feeling 'mo cry</i><span style="font-family: inherit;">' nya. Sukses teman-teman untuk kepanitiaan selanjut-selanjutnya. Semoga bahagia selalu dan tetap semangat menjalankan periode setengah tahun lagi. </span></p><p style="text-align: justify;"></p><p style="text-align: justify;"><font face="inherit">Terima kasih, ya. </font></p><p style="text-align: justify;"><i>*Unggahan ini spesial dipersembahkan untuk Panitia EWW tahun 2020</i></p>Sekilas Kisah Seiring Waktuhttp://www.blogger.com/profile/01500100459815130110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4472801388317764354.post-61942607376701876502020-07-14T06:12:00.004-07:002020-08-02T18:12:19.164-07:00Renungan untuk Kita yang Sering Nimbun Chat, Ada yang Lebih Penting dari 'Maaf' <div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="background: white; color: #222222; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Siapa pernah mendengar atau membaca bahwa ada 3 kata
pamungkas di dunia ini? Salah satu diantaranya adalah <b>MAAF.</b> Maaf
lazimnya diucapkan ketika kita berbuat salah. Begitu kurang lebih stigma paling
sederhana yang digeneralkan oleh masyarakat kita.</span><br />
<span style="background: white; color: #222222; font-family: "pt sans" , "sans-serif";"><br /></span>
<span style="background: white; color: #222222; font-family: "pt sans" , "sans-serif";"><span style="font-family: "pt sans" , sans-serif;">Semoga ini hanya pengamatan aku secara pribadi bahwa dibanding dengan 2 kata pamungkas lainnya (permisi dan terima kasih), maaf jauh lebih susah diucapkan. Sebenarnya, secara gerak gerik tubuh, semua orang sudah terbiasa menunjukkan permohonan maaf nya. Contoh sederhananya saja, ketika tidak sengaja menyenggol orang di keramaian atau memanggil orang yang sedang buru-buru ternyata salah nama. Namun, maaf tidak jarang bukan pilihan kata yang terucap, melain "</span><i style="font-family: "pt sans", sans-serif;">eh</i><span style="font-family: "pt sans" , sans-serif;">" sambil menyodorkan lima jari ke depan. Jika kita sebagai "korban" </span><s style="font-family: "pt sans", sans-serif;">bukan kekerasan </s><span style="font-family: "pt sans" , sans-serif;">pada konteks itu, kita pasti paham bahwa tanda itu adalah isyarat dari "</span><i style="font-family: "pt sans", sans-serif;">sorry aku gak sengaja</i><span style="font-family: "pt sans" , sans-serif;">". </span></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="background: white; color: #222222; font-family: "pt sans" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6cpLrZAaPSmyQcPvAAbgp_oSLUgpjXMTcMq03VZdMpyqV_W2kQEq5KyKiyt8Cy8eASSdkJYHRwa-2pxfCcrB_eSYzV8AIby3vL82-m3dzFRAGFqocMtoVjIT_DNiW1IcHawg73t9Z69M/s1600/photo-1519069060891-f8c50519bf39.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="750" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6cpLrZAaPSmyQcPvAAbgp_oSLUgpjXMTcMq03VZdMpyqV_W2kQEq5KyKiyt8Cy8eASSdkJYHRwa-2pxfCcrB_eSYzV8AIby3vL82-m3dzFRAGFqocMtoVjIT_DNiW1IcHawg73t9Z69M/s400/photo-1519069060891-f8c50519bf39.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: Unplash.com</td></tr>
</tbody></table>
<b><span style="background: white; color: #222222; font-family: "pt sans" , "sans-serif";"><br />Model-model
Pelaku <i>Chat </i>Era <s>Modern </s>Pandemi</span></b></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Memasuki momen pandemi
dimana kita harus diam diri di rumah aja, media sosial jadi satu-satunya
perantara untuk kita tetap bisa saling komunikasi. Untuk urusan apapun, dari
yang cuma sekadar tanya kabar hingga diskusi intens yang menguras <s>tenaga</s> kuota.
<i>Nah, </i>menyambungkan dengan pembahasan kali ini, budaya 'lupa maaf' jadi sangat riskan
terjadi di momen semua serba <i>online. </i>Balasan lewat <i>chat</i> yang
hanya tergambar lewat kata tanpa nada seringkali membawa urusan yang tidak
sederhana. Mungkin saja hati yang kita ajak<i> chatting </i>lagi
sedang tidak baik, jadinya dia merasa bercandaan kita menjatuhkan. Karena kita
tidak merasa, <i>ya</i> jelas kita tidak mengetikkan balasan berupa: "<i>maaf ya
kalo aku bercandanya kelewatan."</i></span><span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Untuk kasus di atas,
boleh <i>deh</i> kita bernegosiasi lagi kalau hal tersebut bisa
terjadi karena miss komunikasi. Masih masuk akal. Namun, bagaimana untuk yang
satu ini: <b><i>membiasakan hanya membaca pesan penting orang lain apalagi
kalau pesan itu jelas butuh jawaban? <o:p></o:p></i></b></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Jika kita adalah pelaku,
kurang lebih pasti begini respon kita, "<i>Maaf, kebaca doang abis itu
kependem</i>". Dan jika kita adalah korban, kurang lebih kita pasti akan
memaklumi. Terlepas ikhlas atau tidak, kita akan melontarkan balasan, "<i>Ya
gapapa kok, aku ngerti.</i>" Mencoba paham bahwa setiap orang punya
kesibukan yang berbeda-beda. <o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Namun, lagi dan lagi,
banyak juga konteks lain yang terjadi dalam hal balas membalas <s>mendam
memendam</s> pesan. Ini adalah kondisi lain yang tampaknya juga sering
terjadi: <b>lupa bilang maaf karena telah memendam pesan, seolah lupa
bahwa kita pernah melakukannya, dan kembali mengirim pesan penting pada orang
yang hanya kita baca pesannya bagai chat sebelumnya tidak pernah terjadi.</b> <i>Hmm,</i> untuk
yang satu ini memang jelas menjengkelkan sekali. <i>Nah, </i>kondisi
seperti inilah yang ingin aku bahas pada postingan kali ini. Terlepas dari aku
mungkin pernah melakukannya juga, berarti tulisan ini juga menjadi refleksi
bagi aku pribadi. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="background: white; color: #222222; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Maaf itu Budaya, Bukan
Hanya Sekadar Kata</span></b></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="background: white; color: #222222; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Aku
percaya dan aku yakin kalian juga percaya bahwa hal-hal kecil yang terbiasa
kita lakukan adalah karena dibiasakan. Baik ataupun kurang baik. Dan nyatanya,
hal-hal yang kecil ini lebih susah dilakukan dibandingkan dengan aksi-aksi
besar yang kita targetkan. Begitu kurang lebih hasil aku menggali pemikiran dan
pandangan, <i>ya</i>. Membiasakan hal-hal kecil nampak jadi sesuatu yang
terlihat "sepele" bagi kita. <i>Ya,</i> memang melakukan
hal-hal kecil nampaknya dampak yang diperoleh juga kecil. Pemikiran-pemikiran
kita yang seperti ini sampai menggugurkan pemahaman kita bahwa: <b>segala
sesuatu yang besar dibangun dari dan oleh sesuatu yang kecil</b>. </span><span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="background: white; color: #222222; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Kembali
mengaitkan dengan pembahasan kita di atas, aku harap kita sama-sama setuju
bahwa "b<i>ilang maaf ketika lupa membalas chat sesegera mungkin</i>"
adalah hal kecil. Kira-kira apa buktinya? <i>Hmm, </i>coba tinjau
ulang saja semua resolusi masing-masing dari kita setidaknya resolusi mendesak
selama pandemi, apakah hal ini termasuk <i>goal</i> yang kita tuju
untuk diperbaiki dan ditingkatkan selama komunikasi <i>virtual </i>ini <s>suka
tidak suka</s> sangat dibutuhkan? </span><span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Tanpa mengurangi hormat
dan apresiasi pada teman-teman yang sudah membiasakan "<i>bilang maaf
ketika lupa membalas chat"</i>, tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai bentuk
penyudutan bagi kita yang memang dasarnya sibuk. Namun, ada beberapa hal yang
seharusnya bisa sama-sama kita pikirkan sebagai dasar mengapa hal ini harus
kita biasakan. <o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">1. Setiap orang juga
punya kesibukannya sendiri, jangan biarkan mereka menunggu </span></b><span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Rasanya sangat tidak
etis bagi kita untuk punya kebiasaan buruk baru yaitu membandingkan siapa yang
lebih sibuk diantara aku dan dia. Apalagi kalau jelas-jelas kita seumuran,
masih dengan status yang sama. Beda kasus jika kita berurusan dengan mereka yang
nyatanya memang punya jam terbang yang lebih tinggi termasuk dengan jam kerja
yang beda dengan kita seperti mereka yang lebih tua dan yang sudah lebih berpengalaman. Contohnya tentu bisa dibuat sendiri, tidak perlu dijabarkan lagi. <o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">2. Hati-hati bisa banyak<i> gap </i>informasi
di sana sini </span></b><span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Meninggalkan pesan
penting seseorang (yang notabene membutuhkan jawaban) dalam keadaan dibaca saja
bisa menimbulkan dampak ganda: yang dibaca sudah paham atau yang dibaca
mengacuhkan pesan yang ada. Jika sebelum pandemi hal-hal seperti ini masih
nampak biasa saja, tapi lain halnya dengan ketika pandemi dimana
komunikasi <i>virtual</i> jadi satu-satunya harapan. Apa
susahnya <i>sih</i> meluangkan waktu tidak sampai 5 detik untuk
bilang "<i>Oke, laksanakan</i>" untuk pesan yang hanya butuh
konfirmasi kepastian dan waktu beberapa menit untuk pesan yang butuh keterangan
lebih lanjut? Dan tapi jangan lupa, jangan sampai hanya kita balas "<i>Oke</i>", lantas kita lupa apakah pesan itu harus diteruskan lagi pada orang lain yang berkepentingan atau tidak. Jangan sampai kita jadi orang yang "</span><span style="font-family: "pt sans" , sans-serif;"><i>oke-oke doang</i>",</span><span style="font-family: "pt sans" , sans-serif;"> tapi <i>gak </i>melaksanakan. Permudah urusan sendiri dan juga orang lain dengan tidak menunda hal-hal kecil seperti menindaklanjuti pesan penting. </span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">3. Kalau tidak sekarang,
kapan lagi mau dibiasakan? </span></b><span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Pertanyaan retorik
inilah yang menjadi dasar paling mendasar mengapa aku mengangkat topik ini pada
postingan hari ini. Balik lagi ke konteks momen pandemi. Momen pandemi harus
kita manfaatkan sebagai peluang untuk sama-sama berlatih membiasakan hal kecil
ini. Posisikan kita berada di posisi orang yang chat pentingnya hanya kita
baca. Hiperbolakan pikiran kita bahwa si pengirim pesan pasti punya maksud
mengapa harus kita yang dia atau mereka hubungi. "<i>Jangan-jangan kalau
kita tidak balas dia jadi sangat khawatir bakal ada salah tangkap informasi
atau bahkan jawaban kita sangat dia tunggu untuk mengabari dan mengonfirmasi
pada orang lainnya</i>". Syukur-syukur semakin kita biasakan, kita semakin
mudah memanjatkan rasa syukur dengan cara yang paling sederhana: <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">t<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">idak
membebankan orang lain hanya dengan tenaga dari jari-jari ringan kita menyentuh
deretan huruf di ponsel. </span></b><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Kembali ke Judul, Jadi
Jawabannya Apa? </span></b></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Sepertinya cukup ya 3
poin saja untuk pembahasan di atas. Setidaknya 3 poin itulah yang aku selalu
berusaha ingat-ingat saat lagi berhadapan dengan banyak <i>chat </i>masuk
di media <i>chatting</i>. Sekarang kita kembali kepada judul: apa yang
lebih penting dibandingkan maaf dalam konteks membalas <i>chat</i>?
Sederhana, 5 kata saja: <b>berusaha kurangi kebiasaan itu lagi. </b>Apresiasi untuk kita yang telah terbiasa bilang maaf ketika pesan orang hanya kita baca, tetapi <i>yuk</i> coba sama-sama kita berlatih untuk berusaha sebisa mungkin mengurangi kebiasaan tersebut. <o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Semoga pembiasaan
sederhana ini bisa membawa manfaat untuk kelancaran komunikasi kita di masa
pandemi seperti ini. Terima kasih untuk teman-teman yang mau saling
mengusahakan. <i>Yuk</i>, kita bisa berkembang semakin baik dari hal-hal
yang kecil :) <o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<i><span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Special thanks </span></i><span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">to teman lama yang
ikut <i>request</i> topik ini. <o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "pt sans" , "sans-serif";">Sampai jumpa di Rabu
Rabu selanjutnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
Sekilas Kisah Seiring Waktuhttp://www.blogger.com/profile/01500100459815130110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4472801388317764354.post-53908986839146385382020-06-24T19:43:00.000-07:002020-06-24T19:46:08.372-07:00Tumbuh dari Hal Kecil: Cerita Irene Bisa Senang Nulis<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><i>Bisa karena biasa</i></b>. Begitu aku mau memulai postingan kali ini. </span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Dari kecil memang aku tumbuh dalam tangan orangtua yang begitu konstruktif. Bukan ambis, tapi mungkin lebih tepat jika disebut 'Mama adalah orang pertama yang menginspirasi aku bahwa belajar adalah kebutuhan -- lebih dari sekadar kewajiban'. Jadi, aku dan kaka sejak kecil gak melulu belajar hanya pelajaran wajib di sekolah, tapi kami selalu diperbolehkan berlangganan Majalah Bobo. Dari kebiasaan sederhana itu, aku dan kaka mulai mengenali dunia yang sungguh luar biasa hebat. Gak hanya tentang sesuatu yang berupa wawasan nyata seperti bacaan Lawang Sewu - Bangunan Seribu Pintu, tetapi juga mengenal dunia fantasi melalui Cerita Nirmala atau Bona dan Rongrong. Aku berani bilang: dengan membaca kita jadi tau bahwa banyak hal yang bisa dibayangkan secara <i>out of the box, </i>dunia fantasi misalnya. </span></span></div>
<span style="font-family: inherit;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<span style="font-family: inherit;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4u6gKq5dTw2O827NgrjABEBB7Q6f0XSBmZ1NDlmfTT8s3NyKQxG0fk4E9aumOktgOL48evRy37WXGxE1SZ-I-VKOpAejg1D8K77NNJDeEADqY5rxs7U7Pifu8nrZzCljoN9_iZiR6a3s/s1600/nirmala.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4u6gKq5dTw2O827NgrjABEBB7Q6f0XSBmZ1NDlmfTT8s3NyKQxG0fk4E9aumOktgOL48evRy37WXGxE1SZ-I-VKOpAejg1D8K77NNJDeEADqY5rxs7U7Pifu8nrZzCljoN9_iZiR6a3s/s400/nirmala.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Nirmala di Majalah Bobo Bacaan Favoritku </b><br />
<i>Sumber Gambar: Youtube Dongeng Anak Petulangan Oki Nirmala </i></td></tr>
</tbody></table>
<br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="font-family: inherit; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg74nVBBM_5iEKGf4poe1jkSWSlZxx1ttJmL_7wq6doP6zjzyy1CjxYgKVj5rNcUf3pj3nkYxTBfMaeXVDj_8zJuuQyexKzHgHkYJDgMT6OIQSAa0OeSvY0ViC7qKr480iSWZiYd91dF9M/s1600/bona+rong+rong.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg74nVBBM_5iEKGf4poe1jkSWSlZxx1ttJmL_7wq6doP6zjzyy1CjxYgKVj5rNcUf3pj3nkYxTBfMaeXVDj_8zJuuQyexKzHgHkYJDgMT6OIQSAa0OeSvY0ViC7qKr480iSWZiYd91dF9M/s400/bona+rong+rong.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Bona Rongrong di Majalah Bobo Bacaan Favoritku </b><br />
<i>Sumber Gambar: Youtube Bona and Friends - Sahabat Selamanya </i></td></tr>
</tbody></table>
</span><span style="font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br />Mama juga mengenalkan aku pada satu poin penting lainnya: <b>beri teladan dengan mencontohkan. </b>Mama bukan sarjana, tapi dia paham betul bahwa untuk mengajar seorang anak yang terpenting adalah kemauan. Pada dasarnya, gaada satu pun anak kecil yang tau-tau tumbuh jadi maniak belajar. Begitu pun aku dan kaka. Mama bagai <i>alarm</i>. Setiap sore menyambut magrib, mama udah tengkurap di ruang tamu membuka buku tugas kita. Mau <i>gak</i> mau ya kita juga harus ikutan. Terpaksa awalnya, tapi lama-lama <i>ya </i>mencoba menikmati aja. Sekarang saat udah gede, aku baru sering sadar bahwa tabiat disiplin yang ditularkannya untukku, semua ada manfaatnya. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Sesekali kita juga sering uring-uringan dan males ngerjain PR. Di saat itu, Mama bukan tipe kebanyakan ibu-ibu jaman sekarang yang bakal </span><i style="font-family: inherit;">ngomel </i><span style="font-family: inherit;">A-Z bahwa belajar itu penting. Sambil diselingi ngemil, ngobrol, terus bacain bacaan yang ringan serasa didongengin sampe kita bisa </span><i style="font-family: inherit;">recharge</i><span style="font-family: inherit;"> lagi energi setelah ketawa atau takjub karena tau sesuatu yang baru. Ingat betul aku waktu pertama kali baca fakta bahwa ternyata ada Bangunan Lawang Sewu yang aku sebutin di atas. Bukan main takjubnya. </span><i style="font-family: inherit;">Norak sih ya</i><span style="font-family: inherit;"> kelihatannya, tapi siapa kira sekarang hal-hal kecil kaya gitu bisa jadi modal aku untuk 'mencoba tertarik sama banyak hal baru sampe bisa jadi bahan tulisan'. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Sudah jadi teorinya kalau belajar butuh paket komplit lainnya. Membaca, jadi saudara kembar menulis. Berawal dari mengenal sesuatu lewat membaca, pelan-pelan mencoba menulis. Awalnya corat coret asal di dinding putih rumah (paham lah ya anak-anak semua pasti punya hobi begitu) sampai mulai beralih ke buku </span><i style="font-family: inherit;">diary </i><span style="font-family: inherit;">yang sekarang </span><i style="font-family: inherit;">kalo</i><span style="font-family: inherit;"> dibaca ulang kok agak gimana gitu rasanya </span><i style="font-family: inherit;">wkwk </i></div>
</span><span style="font-family: inherit;"></span><br />
<span style="font-family: inherit;">
</span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfNoUWRGV9wuLV7NtzD8BN7r4OJhNyekSDztmv6szct3d5HnuA-kz_EOSBV9i0-YS86w8RerFRmSqaL79Pb2HEP8PJWJr1gfOI_YHiWiWlhWAsBVDg3w9jkrb7ZGCh-u5autFuUvIqAwg/s1600/IMG20200625085103.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="903" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfNoUWRGV9wuLV7NtzD8BN7r4OJhNyekSDztmv6szct3d5HnuA-kz_EOSBV9i0-YS86w8RerFRmSqaL79Pb2HEP8PJWJr1gfOI_YHiWiWlhWAsBVDg3w9jkrb7ZGCh-u5autFuUvIqAwg/s640/IMG20200625085103.jpg" width="360" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i>Buku Diary Jaman Kecilku </i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br /><span style="font-family: inherit;"></span>
<span style="font-family: inherit;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Singkat cerita, aku tumbuh seperti anak kebanyakan. Fokus sekolah. Semakin naik tingkat lebih sering menghabiskan waktu di sekolah karena aku menantang diri untuk sekolah jauh tanpa bermodal <i>handphone android</i> yang bisa diandalkan untuk pesan ojek <i>online</i>. Angkot jadi teman setiap hari, melamun jadi kebiasaan setiap waktu sekalian napas sejenak. Mulai dari situ, aku semakin intens mengalami fase belajar hal baru yaitu <b>'memperhatikan'.</b> Saat angkot ugal-ugalan mengejar setoran, mungkin hanya aku penumpang yang sadar bahwa ada nenek di seberang jalan yang mengkode angkot yang aku tumpangi untuk tunggu sebentar. Tanpa banyak babibu, aku mengetok dinding atas angkot, "<i>Bang, tunggu. Ada yang mau naik</i>".</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Belum lagi dengan transisi dari SMP swasta ke SMA negeri yang ternyata berbeda hampir 180 derajat atmosfernya. Aku yang UN MTK SMP 100 begitu </span><i style="font-family: inherit;">syok</i><span style="font-family: inherit;"> pas nerima hasil ulangan ke-1 MTK peminatan tentang Logaritma nilainya 30. Dan banyak lagi hal yang ternyata membuktikan bahwa '</span><i style="font-family: inherit;">siapa bilang adaptasi itu gampang. Klasik aja yang bisa ngomong begitu dengan enteng</i><span style="font-family: inherit;">' seperti aku yang gagal masuk aksel karena IQ gak setinggi itu atau penat setiap hari harus terbiasa dengar suara bising kereta lewat untuk bisa sampe ke sekolah tepat waktu. Belum lagi, Bekasi itu macet -- semua orang tau itu. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Sejak sekolah jauh dan rasanya gak ada lagi waktu buat nekunin hobi, di saat-saat seperti itu aku kembali kepada hobi kecilku: </span><b style="font-family: inherit;">NULIS.</b><span style="font-family: inherit;"> Alasannya sederhana. Memutuskan mengambil SMA yang jauh dari rumah dan juga jauh melejit secara kualitas adalah pilihanku. Sekalipun guru bahkan orangtuaku udah menasihatkan untuk ambil yang jaraknya masih bisa ditolerir aja. </span><i style="font-family: inherit;">So,</i><span style="font-family: inherit;"> saat itu aku cuma berpikir bahwa ngeluh bukan solusi. Bisa dikatakan, nulis jadi 'pelarian' aku saat saat gak banyak kata-kata secara lisan yang bisa aku ceritakan. </span><i style="font-family: inherit;">Setiap orang juga punya repotnya sendiri kan? </i><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Aku mulai terbiasa menuangkan kesalku terhadap guru, pelajaran, dan kesulitan lainnya dengan nulis. Bervariasi tulisannya, mulai dari yang paling marah hingga paling melow. Hingga cepat lambat, lewat nulis aku mulai bisa berdamai sama diri aku sendiri: </span><b style="font-family: inherit;">menyadari bahwa semua orang akan ketemu sama fase sulitnya. </b><span style="font-family: inherit;">Dan, saat itu mungkin emang waktunya aku. Kaka jadi orang yang pertama kali dan paling sering cekoki aku dengan kata-kata yang paling menenangkan. "</span><i style="font-family: inherit;">Gak usah jadi yang paling baik, Ren. Cukup bertahan dari proses seleksi alam, maka kamu akan menang</i><span style="font-family: inherit;">," sampe detik ini kata-kata itu selalu aku ingat bahkan saat stuck ngerjain ujian pas udah kuliah. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Singkat cerita, begitu terus prosesnya. Sampai aku kembali menantang diri mau kuliah jauh. Menggapai impian aku untuk bisa belajar Geografi lebih serius di Fakultas Geografi satu-satunya di Indonesia. Merantau dan harus bersentuhan dengan banyak karakter dan emosi orang jadi hal yang gak mudah -- jauh lebih sulit dibanding harus ngebut laprak dalam satu malam. Pelan-pelan belajar nerima sampai kebiasaan nulis sejak kecil mulai jadi secercah harapan lagi untuk bisa </span><i style="font-family: inherit;">survive</i><span style="font-family: inherit;"> di kota rantauan. </span><a href="https://www.guepedia.com/Store/lihat_buku/MTQ2MzY=" style="font-family: inherit;">Realita dan Ekspetasi</a><span style="font-family: inherit;"> jadi hasil kompilasi seluruh cerita nano-nano selama merantau. </span><i style="font-family: inherit;">Gak</i><span style="font-family: inherit;"> hanya tentang aku, tapi tentang kamu, dan bahkan kita yang sama-sama punya cerita. Dan, untuk yang satu ini, aku sambung di lain cerita, </span><i style="font-family: inherit;">ya. </i><br />
<i style="font-family: inherit;"><br /></i></div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;"><b><i>Coming Soon: Proses Dibalik Nulis Realita dan Ekspetasi </i></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<i style="font-family: inherit;"><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i style="font-family: inherit;">Last but no least,</i><span style="font-family: inherit;"> aku yakin setiap orang selalu punya cerita berharga yang patut diabadikan. Ada nilai yang </span><i style="font-family: inherit;">gak</i><span style="font-family: inherit;"> selalu bisa dipahami oleh banyak orang. Perkaranya hanya satu, </span><b style="font-family: inherit;">seberapa jauh kita berani <i>reload memory</i> untuk tapaki lagi satu per satu dari semua itu?</b></div>
</div>
<span style="font-family: inherit;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk jadi bekal diri: belajar dari yang lalu, sadari yang bisa jadi amunisi di lain hari.</span></div>
Sekilas Kisah Seiring Waktuhttp://www.blogger.com/profile/01500100459815130110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4472801388317764354.post-21877533090918818112020-06-22T06:00:00.001-07:002020-06-22T06:17:49.275-07:00Kehadiran Virus Insecure Selama Pandemi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<i>Gak</i> terasa ya kita udah sekitar 3 bulan #dirumahaja. <i>Gak</i> sedikit dari kita yang udah gelisah <i>banget </i>nih. Slogan "Ayo produktif walau di rumah aja" kok <i>gak</i> gampang juga ternyata buat dijalanin. Sebelum nutup selimut malam hari, di pikiran <i>udah</i> berusaha bertekad, "besok pokoknya aku harus ngelakuin ini dan ini". Ternyata begitu ketemu pagi, ada aja halangan yang bikin <i>mager </i>atau jadinya kita negosiasi lagi, "<i>gapapa deh</i>. Masih ada besok." Begitu terus, sampai <i>gak</i> kerasa hari berganti cepat <i>banget</i>. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alih-alih biar bisa makin produktif, media sosial jadi harapan kita untuk cari tahu informasi tentang banyak hal. Mulai dari magang, kegiatan relawan secara virtual, lomba, dan tawaran lainnya, kita semua bisa terhubung lewat media sosial yang sekarang jadi teman selama di rumah aja. Dengan media sosial juga kita tetap bisa <i>keep in touch</i> dengan teman-teman yang lama <i>gak</i> ketemu. Lewat media sosial juga kita bisa tetap "mantau" sekarang teman kita lagi ngapain, ada kesibukan apa, dan lagi ikut kegiatan apa aja. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama di rumah aja, kita jadi mulai menemukan pola hidup yang baru termasuk juga mengalaminya: <b><i>scrolling timeline</i> - kerja - <i>scrolling timelin</i>e - istirahat. </b>Lebih banyaknya alokasi waktu yang kita gunakan untuk menggunakan media sosial dan interaksi jarak jauh dengan orang lain ternyata membuat gejala baru yang <i>gak</i> sedikit orang mengalaminya. Selama beberapa bulan sejak pandemi ini, <i>gak</i> sedikit dari kita pasti pernah terlibat dalam percakapan dengan satu atau beberapa teman yang <i>ngomongin</i> soal: <i><b>insecure</b></i>. Buat kalian yang mungkin belum familiar dengan kata "<i><b>insecure</b></i>", secara sederhana <i>insecure </i>bermakna sebagai perasaan tidak aman yang bisa terjadi saat kita merasa malu, bersalah, kekurangan, atau bahkan tidak mampu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kenapa Bisa <i>Insecure? </i></b></div>
<div>
Dalam blog ini, aku <i>gak </i>bakal ngebahas kemunculan <i>insecure </i>dalam sudut pandang yang ilmiah, ya. Rasa-rasanya anak psikologi harusnya lebih kompeten untuk bahas soal ini.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: left;">
Terlibat dalam satu atau beberapa chat dengan teman yang ngomongin soal <i>insecure,</i> biasanya gejala <i>insecure</i> muncul ketika kita melihat "<i>kok rasanya teman kita bisa tetap produktif yang selama di rumah</i>". Belum lagi, rasa <i>insecure</i> ini akan makin berkembang ketika perasaan udah mulai memuncak ke arah membandingkan kita dengan orang lain, "<i>kok aku masih gini-gini aja tapi temanku bisa?</i>."</blockquote>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengamati gejala-gejala ini ternyata menarik <i>banget</i>, teman-teman. Kalo ditanya "<i>Ren, kenapa berani nulis soal ini</i>?", tujuannya adalah supaya teman-teman jangan merasa bahwa <i>insecure</i> datang hanya kepada kalian. Kalian <i>gak</i> sendiri kok. Aku rasa setiap orang pun setidaknya pernah rasain, termasuk aku juga. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Nah,</i> karena kita pernah sama-sama ngerasain juga, aku terpikir mau <i>challenge</i> diriku untuk berbagi pandangan pribadiku terkait <i>insecure</i> dan mungkin <i>tips</i> yang aku coba lakuin kalo lagi ngerasa insecure khususnya selama pandemi ini. <i>Let's check these out</i>!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj20JyVhsahvIwiMVDM0MfBQmvFrIhx2bL7hVYO_3PLJhBZ93z75v5VVP7NPgQb-07TZFqxc_SBJTZPsM0e1jB3FBoyUWiDnZQLchY7IB-fXIc4wNoRWx6SVJ1o60gpTwQa5wYtQ_iWbYU/s1600/photo-1586473219010-2ffc57b0d282.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj20JyVhsahvIwiMVDM0MfBQmvFrIhx2bL7hVYO_3PLJhBZ93z75v5VVP7NPgQb-07TZFqxc_SBJTZPsM0e1jB3FBoyUWiDnZQLchY7IB-fXIc4wNoRWx6SVJ1o60gpTwQa5wYtQ_iWbYU/s1600/photo-1586473219010-2ffc57b0d282.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Sumber Gambar: Unplash.com</i> </td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><br />Insecure</i> Itu Positif Selagi Bisa Mengolahnya </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Buat aku pribadi, <i>gak</i> jarang berbagai hal yang aku coba bahkan yang aku tekuni sekarang adalah karena bermula dari perasaan <i>insecure. </i>Aku yakin banyak orang juga begitu. Tapi mungkin kadang yang membedakan orang yang satu dan yang lainnya adalah letak seberapa lama kita terus menikmati rasa <i>insecure </i>itu dan kemudian<i> take decision </i>untuk mengolah rasa <i>insecure</i> jadi sesuatu hal yang bisa buat kita keluar dari zona nyaman. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Berani Ngaku ke Diri Sendiri Saat <i>Insecure</i> </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sepertinya <i>udah</i> kenyataan kalau kita ini memang makhluk paling susah "jujur" ke diri sendiri. Rasa apapun yang kita alami apalagi perasaan negatif pasti susah <i>banget</i> buat kita akui. Tapi, di saat yang bersamaan kita cerita ke orang lain kalau kita lagi begini dan begitu. <i>Nah,</i> berdasarkan buku-buku yang sering aku baca apalagi yang berkaitan dengan <i>self reflection</i>, aku mencoba mencari inti dari semuanya, bahwa jalan keluar harus datangnya dari dalam diri. Suka tidak suka kita harus mulai belajar untuk jujur ke diri sendiri tentang semua emosi yang kita rasain; baik positif maupun negatif. Senang, sedih, bangga, kecewa, optimis, khawatir, termasuk juga <i>insecure</i>. <i>Kenapa harus gitu? </i>Analoginya adalah seperti kita dihadapkan dengan ujian akhir. Sebelum menjawab, tentu kita harus paham maksud dari soal sehingga kita jadi tahu gimana proses yang harus dituangkan sampai mencapai jawaban paling maksimal dan memuaskan. <i>So,</i> tunggu apalagi? <i>Yuk,</i> kita sama-sama belajar jujur, jangan cuma ke doi aja :) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Setiap Orang Punya Pilihan di Kesempatannya Masing-Masing </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesadaran ini penting <i>banget</i> menurutku. Kadang kita sering membandingkan diri sendiri sama orang lain dalam hal sesuatu yang bukan porsinya. Contohnya begini, kita <i>insecure</i> saat melihat A bisa mendapatkan kesempatan X padahal jelas-jelas kesempatan X tidak <i>available </i>untuk kita. Contoh gampangnya mungkin pada kesempatan magang atau beasiswa - kesempatan X memang menawarkan syarat-syarat yang semuanya bisa dipenuhi oleh A tapi tidak oleh kita. Program studi contoh paling sederhananya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu, gimana untuk sesuatu kesempatan yang bisa sama-sama kita dapatkan? Balik lagi bahwa perlu kita belajar nerima bahwa setiap orang punya pilihannya masing-masing. <i>Filtering</i>, itu penting. Setiap orang tentu punya bayangan yang beda-beda mau membentuk dirinya dalam beberapa waktu mendatang. Jadi, rasanya <i>gak</i> relevan saat kita membandingkan proses yang kita harus lalui ketika menuju <i>goal </i>C dengan proses yang harus teman kita lalui ketika menuju <i>goal </i>D. Untuk menuju <i>goal </i>C kamu butuh mengambil kesempatan C1 hingga C tak hingga. Teman kita pun tentu beda, untuk menuju goal D, dia butuh mengambil kesempatan D1 hingga D tak hingga. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Belajar Bilang "Belum" Daripada "Tidak" </b></div>
<div style="text-align: justify;">
"Program studiku sama atau pekerjaanku sama, tapi dia bisa kok aku <i>enggak</i>?". Nah, ini bentuk <i>insecure </i>yang paling banyak kita temui bukan? </div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk kasus yang satu ini, aku pernah diskusi dengan seorang teman yang memang senang membaca tentang "pikiran". Dan dari percakapan itu, aku bisa menangkap bahwa pikiran kadangkala juga yang menjadi <i>boomerang</i> untuk kita terlalu cepat membatasi diri. Kita terlalu sering memenangkan pikiran jelek kita yang seperti ini, "<i>Ah,</i> dia mah bisa karena punya A B C hingga Z, aku apa?". Padahal, di lain sisi, orang yang kita pikirkan tadi juga memikirkan hal yang sama tentang kita.<i> Nah loh</i>, kita saling <i>insecure </i>ternyata sangat mungkin terjadi! Kita terlalu sering membela diri <i>gak</i> bisa melakukan sesuatu yang dilakukan orang lain dengan dalih kita <i>gak </i>punya ini sementara orang lain punya ini. <i>Nah,</i> daripada kita bilang <i>gak </i>bisa, lebih baik bilang "belum bisa", karena itu menandakan pasti akan ada saatnya kita juga bisa. Tapi tetap, dengan kapasitas kita masing-masing :) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin cukup sekian <i>sharing-sharing </i>aku pada kesempatan ini. Untuk teman-teman yang mau <i>request</i> tulisan tentang sesuatu bisa melalui akun <i>instagram</i>ku (@novirenetania). Atau boleh juga kita nulis sama-sama. <i>Kapan lagi kita bisa membagi energi positif hanya dengan nulis? </i><br />
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai ketemu lagi di postingan ku berikutnya, ya. Semoga teman-teman tetap sehat dan tetap produktif selama #dirumahaja. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Sekilas Kisah Seiring Waktuhttp://www.blogger.com/profile/01500100459815130110noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4472801388317764354.post-38351949051336454442019-07-30T03:51:00.000-07:002020-06-22T19:10:08.259-07:00LKTIN The 5Th KIME On Ideas Competition 2019<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jika
kata puisi yang terkenal “Tidak ada yang lebih tabah dari hujan di bulan Juni” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun,
kataku kali ini, “<i><b>Tidak ada yang lebih terkenang dari kenangan di bulan Juli</b></i>” <o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">*** </span></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Semester
genap untuk mahasiswa Geografi bukan semester yang mudah, sulit juga tidak
dapat dikatakan begitu. Tak seperti fakultas lainnya kebanyakan, semester genap
seluruh prodi di Geografi akan selalu didatangi masa Kuliah Kerja Lapangan
(KKL). Kendati, KKL 1 masih terbilang ringan dan santai (tapi tidak
laporannya), bukan berarti KKL 1 tidak perlu diseriusi. Yang pertama justru
harus selalu jadi pembelajaran untuk ke depannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Datangnya
KKL 1 tahun ini diawali oleh saat-saat penghakiman terakhir sebelum liburan
yaitu UAS. Adanya mata kuliah Statistika dan Matematika membuat UAS Semester
Genap pertama menjadi suatu ‘momok’ tersendiri. Bagaimana tidak, proses belajar
hitungan selama masa SMAmu akan dipertanyakan. Cukup sudah, pembahasan ini
bukan maksud dari postinganku kali ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Masa
UAS semester ini dibayang-bayangi sebuah mimpi bagi tiga anak manusia, sebut
saja aku dan kedua temanku, Irfan dan Nadafa, tentang penelitian yang telah
kami lakukan sejak kurang lebih 3 bulan terakhir. Tepat sekitar 2 minggu
sebelum pelaksanaan UAS, kami baru saja mengunggah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">full paper</i> lomba kami dengan judul <b>PETA BAHARI: Manajemen
Lingkungan Pesisir Melalui Integrasi Bank Sampah Berbasis Partisipasi Pemuda
Lokal di Kabupaten Bantul</b> pada sebuah lomba yang dinamai <b>Lomba Karya Tulis
Ilmiah Nasional (LKTIN) KIME <i>On Ideas Competition </i>2019.</b> Dan berdasarkan keterangan
yang ada di buku panduan, pengumuman 15 besar tim yang akan melaju ke tahap <i>grand
final</i> akan diumumkan beberapa hari setelah UAS selesai. Bukan hal yang mudah
untuk mengatakan “<i>aku ga kepikiran kok, fokus UAS saja</i>” karena nyatanya tentu
saja kepikiran dan penasaran bagaimana hasilnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Singkat
cerita, tiba saatnya pada hari yang ditunggu-tunggu. Pengumuman <i>grand finalist</i>
memang agak telat beberapa hari. Selagi kami masih membuka mata dari sejak pagi
hingga sebelum rasa ingin tidur memanggil, tampilan Instagram panitia selalu
jadi yang kami buka setiap saat. Namun, kenyataannya pengumuman justru muncul
saat kebanyakan orang masih tertidur pulas – sekitar jam 3 pagi. Aku yang
tertidur baru sekitar jam 2 pagi baru membuka mata di jam 7 pagi dan melihat grup
sudah banyak isinya – <i>riweuh pisan. </i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jadi <i>Waiting List </i>: Nano Nano Rasanya
<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Grup
yang isinya aku dan 2 orang temanku sudah heboh – tembus ratusan <i>chat </i>yang
belum terbaca. Isinya dihebohkan dengan kami yang menjadi waiting list pertama.
Agak greget memang, tapi justru perasaan yang muncul lebih banyak ke arah
syukur. Lomba ini tidak bisa dibilang lomba yang biasa-biasa saja. Antusiasme
peserta sangattt tinggi. Terbukti dengan sebanyak 50 universitas ikut
mengirimkan karya-karya terbaik delegasi mereka. Menjadi <i>waiting list</i> 1 (sebut
saja urutan ke 16 <i>paper</i> terbaik) membuat kami terharu. Sungguhan, biarkan aja
jika ada yang bilang berlebihan. Lomba ini yang notabene lomba yang
multidisiplin, bukan hal yang mudah tentunya bagi tim penilai untuk memilih
karya-karya yang terlayak maju ke grand final. Kami yang notabene memiliki arah
penelitian yang cukup berbeda dengan peserta lain menjadi suatu kebanggaan
tersendiri bisa mengajukan penelitian geografi diantara penelitian dari bidang
teknik, farmasi, kimia, dan kedokteran. Hal ini mendorong kami bukannya tidak
berkeinginan untuk maju ke <i>grand final</i> tetapi apapun hasilnya kami sudah
mensyukuri sebagai bagian dari proses belajar. Namun, yang namanya kompetisi –
tentulah kami masih mengharapkan bisa menampilkan gagasan kami menuju tingkat
yang lebih tinggi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Masa Keambisan Dimulai <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kendati
bersyukur pun, tentu ada rasa kecewa jika kenyataannya gagasan kami cukup
berhenti sampai di sini saja. Ilmu Geografi yang kenyataannya masih kurang
dilirik atau belum diketahui oleh banyak orang menjadi panggilan tersendiri
bagi aku dan tim untuk bisa memperkenalkannya secara lebih jauh. Sederhananya,
aku pribadi ingin menunjukkan “<i>ini lho Geografi, bukan Cuma ilmu tentang
menghafal peta dan ibu kota negara. Ini ilmu yang komprehensif</i>”. Namun,
nyatanya, saat mendengar kabar bahwa sepertinya 15 tim dengan nilai paper
tertinggi telah konfirmasi untuk datang ke <i>grand final,</i> mulai belajar dan
menerima kenyataan bahwa masih banyak lomba lain yang harus dicoba dan
dilanjutkan sesegera ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun,
siapa sangka, malamnya, Irfan sebagai ketua tim mengabari kami satu-satu –
lebih ke arah bertanya sih. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ren,
mau berangkat ke Semarang ga?”, di chat macam ini dalam hati rasanya, “<i>ya
maulah, tapi jadi grand finalist bukan cuma jalan-jalan</i>”. Tapi, ku pikir-pikir,
dia pasti cuma bercanda. Mungkin salah satu upaya menghibur aku dan Dafa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tapi
ternyata selera humornya tidak serendah itu juga. Ia memberi kabar yang cukup
buat bingung juga awalnya karena kami diberi kesempatan untuk bisa menjadi
<i>grand finalist. Really speechless, </i>serasa bingung harus memanjatkan syukur
seperti apa lagi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sejak
saat itu, singkat cerita, proses keambisan pun dimulai. Persiapan menuju <i>grand
final</i> bukan hanya harus mempersiapkan PPT tetapi juga poster untuk mencari
kategori <i>favorite poster.</i> Melihat progress kami yang cukup melambat dari
seharusnya, h-1 KKL, malam-malam, dadakan kami kumpul untuk membicarakan
timeline kerja. Entah karena terlewat ambis atau memang karena waktu sudah
semakin mepet, hari ke 2 KKL, seusai diskusi malam dengan dosen pendamping KKL,
kami kumpul sebentar untuk membicarakan konsep poster mau seperti apa.
Sesampainya kami di Jogja, sehari setelahnya, proses eksekusi pun dimulai. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Singkat
cerita, datanglah tiap hari, dari pagi hingga menjelang malam, kami selalu
kumpul. Persiapan semuanya. Entah revisi poster atau juga revisi PPT. Setelah
semuanya rampung, masa-masa latian presentasi juga ga kalah terkenangnya. Aneh
tapi nyata dan memang sangat receh, beberapa kali salah ucap saat latihan
presentasi jadi sesuatu yang bisa ngebuat satu sama lain ketawa meskipun
setelahnya tidak lagi salah. Bagian-bagian aku yang paling sering kepeleset
seperti: ngomong kontribusi jadi kontribusa, nyebut bank sampah pusat jadi bank
sampah pusyat, atau bagian receh lainnya yang tidak dapat dijabarkan satu per
satu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Flash
back</span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> –
Yang Terkenang adalah Keseluruhan Rangkaian <o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Siapa
bilang bagian cerita pengalaman lomba yang paling terkenang hanya saat menuju
<i>grandfinal</i> dan latihan presentasi? Nyatanya, pengalaman nyusun <i>full paper</i> juga
ga kalah serunya. Dan inilah kilas balik singkatnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di
lingkungan geografi sendiri, ga sedikit yang tanya kenapa bisa terbentuk tim
bertiga. Tapi menurutku, lebih tepat kalo pertanyaannya : kenapa bisa bersama
seorang Nadafa sebagai pelengkapnya. Jika lomba yang sebelumnya aku diajak
Irfan, di lomba ini giliran aku yang ngajak Irfan. Dan, diajak sesuatu yang
positif, dia ya langsung mau aja. Tapi kalo kenapa bisa sama Nadafa ada cerita
khususnya juga. Ceritanya, selesainya aku mengikuti rangkaian LKTI Geosac, aku
langsung menyibukkan diri dengan ikut kepanitiaan. Pas lagi moment
<i>hectic-hectic</i>nya, aku langsung di<i>personal chat </i>sama Nadafa ceritanya. Isinya
ya ngajakin lomba. Karena saat itu sama sekali belum kepikiran mau lomba lagi
dalam waktu dekat, aku keep dulu aja dan intinya bilang “iya boleh nanti
dikabarin kalo udah ada rencana lomba lagi.” Lompat waktu dengan cepat,
kepanitiaan yang aku ikuti pun berakhir, aku pun bingung mau ngapain. Secara pribadi
juga aku mengalami sebuah fase kesepian karena hanya kuliah-kost-kuliah-kost.
Iseng-iseng <i style="mso-bidi-font-style: normal;">scrolling </i>informasi
lomba, ketemulah sama <i style="mso-bidi-font-style: normal;">broadcast </i>lomba
yang baru-baru aja aku ikuti : <b>LKTIN The 5<sup>Th</sup> KIME <i>on Ideas Competition
</i>2019</b>. Aku pun tertarik ikut lomba ini karena termasuk salah satu lomba yang aku
plotting pas jaman maba disuruh buat life plan. Lomba ini memang cukup menantang
menurutku karena lombanya multidisiplin jadi aku sebagai anak geografi juga
tentu aja bisa ikut dan peserta yang lolos dalam seleksi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">fullpaper </i>karyanya akan dipublish di <i>google schoolar </i>– aku rasa ini
sebuah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">privilege </i>yang cukup menarik
juga. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terhitung
dari tanggal aku melihat informasi lomba itu ternyata sudah masuk akhir
gelombang 1 pengumpulan full paper, kemungkinan terbesar adalah tentu aku dan
tim ngejar yang gelombang ke 2. Karena memang lomba ini memperbolehkan 2-3
orang dalam satu tim dan aku tentu ngajak Irfan, 1 slot lagi pun aku ajak
Nadafa mengingat ajakannya beberapa bulan yang lalu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lalu, apa sih yang pertama kali harus
dilakukan setelah tim terbentuk? Apa langsung mulai penelitian? <o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menurutku,
proses panjang dan menghabiskan banyak waktu serta ga menutup kemungkinan akan
mengalami naik turun <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mood </i>selama
proses pengerjaan, maka penting untuk ketemu dan ngobrol santai dulu pertama
kali. Jangan langsung ngomongin lomba, buka dulu dengan obrolan santai tentang
apapun, tentang kuliah misalnya. <i>Nah,</i> sambil berjalannya pembicaraan itu,
jangan lupa juga untuk istilahnya samakan visi. Saling berbagi ke <i style="mso-bidi-font-style: normal;">partner </i>lombamu tentang motivasi
mengikuti lomba dan tidak kalah penting adalah jangan tutup-tutupin kekurangan
masing-masing. Mengapa hal ini penting? Sederhananya, supaya nantinya ga kaget
lagi ketika ada yang ga sesuai sama ekspetasimu tentang sifat <i>partner</i>mu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tidak
lama setelahnya, lanjutlah ke proses diskusi. Meskipun tujuannya adalah untuk
mencari ide apa yang mau diangkat. Namun, lagi dan lagi penting untuk mendasari
bahwa diskusi yang diskusi aja. Jangan terbebani karena mau lomba. Dan, jangan
heran jika proses diskusi ini akan memakan waktu yang cukup lama, waktu itu
kami bertiga diskusi pertama dari jam 8 malam sampai jam 1 pagi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Singkat
cerita, setelah banyak membahas beberapa ide seperti tentang kemacetan Jogja,
mitigasi bencana, kerawanan perempuan dalam bencana, tradisi dan budaya, pada
akhirnya kami merujuk ide tentang sampah. Saat itu, sampah menjadi sesuatu yang
kami rasa urgensinya cukup tinggi karena berita tentang meledaknya TPS Piyungan
Bantul masih hangat di berbagai media. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sudah
ketemu ide inti bukan berarti ga ada permasalahan lanjutan. Awalnya, kami mau
ambil kajian sampah di Kota Jogja saja dengan asumsi tingginya kegiatan di
pusat kota tentu banyak masalah sampah yang bisa digali. Setelah brainstorming
beberapa kali dan memperdalam banyak referensi tentang sampah, ide kami pun
stuck karena kenyataannya manajemen sampah di Kota Jogja sudah bisa terbilang rapi.
Berhubung hal ini baru kami tau setelah berjalan 3 minggu setelah diskusi
pertama, kami bersikukuh ga mau pindah ke topik selain sampah. Namun, karena
tidak juga menemukan titik terang tentang sampah di Kota Jogja, awalnya
berencana ga jadi ikut lomba. Masih ingat betul, ada di titik buntu seperti itu
sebenarnya sangat menjengkelkan. Kok dunia serasa ga ada permasalahan lagi
diliat-liat. Maklum, cukup depresi juga saat itu karena waktu juga semakin
mepet tapi kami belum tau mau nulis apa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tiba-tiba,<i>
tring,</i> aku dan Dafa yang saat itu ditinggal ketua kami beberapa hari untuk
makrab UKM pun cerita deh tentang permasalahan ini. Jeda 1 hari setelah
kepulangan Irfan ke Jogja, paginya, ia bawa ide yang cukup brilliant. Karena
tau anggota timnya sedang mengalami kebuntuan arah, pendekatan dia pun jadi
beda. Sederhananya, dia bilang bahwa kita masih punya alternatif lain dengan
memindahkan wilayah kajian. Setelah melalui beberapa diskusi lanjutan,
terbentuklah judul yang kami usung sampai saat ini yaitu “<b>PETA BAHARI:
Manajemen Lingkungan Pesisir Melalui Integrasi Bank Sampah Berbasis Partisipasi
Pemuda Lokal di Kabupaten Bantul”</b>. Adapun dasar yang paling mendasar dari ide
ini adalah dengan berpikir bahwa kadangkali masyarakat pesisir umumnya
menyalahkan wisatawan dari luar daerah tentang sampah yang meningkat, tetapi
apakah mereka pernah berpikir bahwa aktivitas rumah tangga juga menyumbang
sampah yang tidak kalah besarnya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit; mso-spacerun: yes;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><i><b>Berbicara
tentang PETA BAHARI, Sebenarnya Apa Sih Itu? </b></i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada
dasarnya PETA BAHARI adalah solusi yang kami ajukan setelah melihat kondisi
langsung di lapangan. Penelitian kami yang berfokus di Dusun Mancingan, Desa
Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul memberikan sebuah inspirasi
bagaimana pemuda khususnya Karang Taruna memiliki kepekaan yang tinggi terhadap
permasalahan lingkungan. Terbukti dengan inisiasi pemuda lokal dalam mendirikan
Gardu Action sebagai bank sampah yang terletak di Pesisir Pantai Parangkusumo.
Namun, sayangnya, sejak 2016, kontribusi pemuda di Gardu Action melemah. Hal
ini merupakan kondisi yang wajar karena tentu seiring berjalannya waktu pemuda
yang memprakarsai di tahap awal mempunyai kesibukan masing-masing sehingga membutuhkan
regenerasi untuk melanjutkan tongkat kepemimpinan dalam pelestarian lingkungan.
Informasi ini pun kami pastikan kebenarannya dengan melakukan pendekatan pada
beberapa masyarakat di sekitar Gardu Action. Mereka menilai adanya Gardu Action
sangat berperan dalam mengurangi limpahan sampah yang bisa meningkat drastis di
waktu-waktu tertentu. Atas dasar inilah, kami mengusulkan PETA BAHARI yang
sederhananya berusaha membuat integrasi secara hirarki tentang pengelolaan
sampah di Dusun Mancingan dari hulu sampai hilir dengan meletakkan Gardu Action
sebagai bank sampah pusat yang kinerjanya ditunjang oleh sub-sub bank sampah. Adapun
pendirian sub bank sampah didasarkan pada pengelompokkan kepadatan penduduk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><i>Yuk,
kembali ke cerita proses pengerjaan fullpaper. </i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah
informasi dari lapangan dirasa cukup, proses pengerjaan <i>fullpaper</i> pun dimulai. Masa-masa
menuju fase jenuh pun dimulai sehingga masa-masa ini bisa dibilang masa hedon
dan pemborosan maksimal bagi anak rantau. Bagaimana tidak, beberapa hari
mungkin kami akan bosan kalau ngerjain hanya di tempat sama. Demi menunjang
keberlangsungan terciptanya kata-kata yang mengalir dengan cepat, tentu sekali
dua kali harus pindah cari tempat lain sebagai suguhan baru bagi otak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah
berpindah 2-3 café untuk menyelesaikan <i>full paper</i>, syukurlah fullpaper kami pun
selesai. Tersisa proses pengumpulan saja. Waktu itu pas banget dengan hari
kepulangan aku dan Irfan ke kampung halaman masing-masing. Nah, ini juga jadi
moment yang ga terlupakan. Aku yang dasarnya mudah panikan, di kereta, aku cuma
bisa harap-harap cemas karena pukul 23.50, Irfan belum memberi kabar bahwa
<i>fullpaper</i> sudah dikirim atau belum. Cukup kesal juga dan ga bisa membayangkan kalo
fullpaper nya telat dikirim. Ga kebayang aja kalo proses <i>hectic</i> sekitar 3 bulan
terakhir harus kandas karena yang ngirim ketiduran atau kuota nya abis di
tengah jalan. Namun, emang dasarnya mereka adalah teman-teman yang gemar
membuat temannya panik dan semakin panik. Tepat pukul 23.58 aku di<i>video call</i>
sama mereka, berasa ulang tahun, karena ternyata sebenarnya udah dikirim.
Terima kasih ya teman-teman atas kejutannya. <i>Entahlah</i>, sejak saat itu, sejak
kenal mereka, aku berusaha untuk hidup jauh lebih santai wkwk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Momen<i> Grand Final </i><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bisa
bertemu dengan delegasi terbaik dari 15 universitas di Indonesia adalah suatu
kebanggaan tersendiri. Sepanjang presentasi berlangsung, aku pribadi serasa
sudah tidak berpikir tentang menang atau kalah. Ide-ide luar biasa dari tiap
tim mengantarkan aku untuk lebih berpikir, “Sungguh beruntung Indonesia jika
anak-anaknya sibuk mengejar mimpi membangun negeri”. Yang terbayang bukan lagi
siapa yang akan keluar sebagai juara pada hari itu, tapi lebih berpikir
bagaimana majunya Indonesia jika semua gagasan yang aku saksikan pada hari itu
direalisasikan segera. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berhubung
kami sebagai tim dengan perolehan nilai full paper terendah ke 2, maka kami sejak
awal bertekad untuk melumbung nilai melalui presentasi. Berbekal dengan revisi
yang begitu bermanfaat dari dosen pembimbing kami, kami pun berhasil
merealisasikan tekad tersebut. Melihat ide-ide yang luar biasa dari tim lain
sebenarnya sempat terpikir mungkin saja kita pulang dengan tangan kosong karena
atmosfer kompetitifnya sangat terasa. Aku bahkan membayangkan gimana pusingnya
juri menilai karena setiap gagasan punya urgensi di bidangnya masing-masing.
Namun, siapa sangka, alam semesta memang selalu punya caranya tersendiri
mendekatkan kita dengan cita-cita, kami berhasil membawa predikat Harapan 1.
Sudah tidak terukur lagi apakah kami harapan atau juara, kami lebih menikmati
proses belajar yang tak terhingga melalui lomba ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitkWxlprMEn8MWepvynP5B5ekaGTLaPeyFsRhNnKy0QOTdhIN0KB5JtJcoyBcqubzZojT93aZLFReEfNhMqVa2O3_Ay-yAd-Ok-I19f_Q02bYGu4hEbeKjv03IBS5xg6OoHQO71t82yCQ/s1600/IMG_3845.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitkWxlprMEn8MWepvynP5B5ekaGTLaPeyFsRhNnKy0QOTdhIN0KB5JtJcoyBcqubzZojT93aZLFReEfNhMqVa2O3_Ay-yAd-Ok-I19f_Q02bYGu4hEbeKjv03IBS5xg6OoHQO71t82yCQ/s320/IMG_3845.JPG" width="320" /></span></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW14spvu23mK42L-N5rDyLeVBPIFDqSG8KWBILuQXu2QLPIOMSRJ34OObnjyBqonl2cl4d8Pp51DetjbzVoiwxzJNDfaqF2CoUn7mBQeupfLT6pwyVp2WYO4F4_oiq9vncyjvGRPoSCxo/s1600/IMG-20190718-WA0069.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW14spvu23mK42L-N5rDyLeVBPIFDqSG8KWBILuQXu2QLPIOMSRJ34OObnjyBqonl2cl4d8Pp51DetjbzVoiwxzJNDfaqF2CoUn7mBQeupfLT6pwyVp2WYO4F4_oiq9vncyjvGRPoSCxo/s320/IMG-20190718-WA0069.jpg" width="320" /></span></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZmepor4jK0i2TCJvA8UJBlIZvjhstln9fyYYX77iE4RKx9173804jpNPYfem2DSIlOSY2jElXaCjFY3aoplzBnivef9D_DyQ0WXQKanxUMGsnk0HpNQzvyxpm4FNG588CAspYLRx46ZI/s1600/IMG_9761.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZmepor4jK0i2TCJvA8UJBlIZvjhstln9fyYYX77iE4RKx9173804jpNPYfem2DSIlOSY2jElXaCjFY3aoplzBnivef9D_DyQ0WXQKanxUMGsnk0HpNQzvyxpm4FNG588CAspYLRx46ZI/s320/IMG_9761.JPG" width="320" /></span></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAHprk36IFN2NcUtzZ7Wpl8173PFQa-kAfX5F-BXE6glti9SVrUzmAxEejyyc0s9k7NnSQVrMmZM6ppeY_1ajd_IT8nZ72XbdEm19tCSlM7kMX3ojGJ8uNXPwfh8SZrYPVCO3tzkcS3LE/s1600/IMG-20190718-WA0070.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAHprk36IFN2NcUtzZ7Wpl8173PFQa-kAfX5F-BXE6glti9SVrUzmAxEejyyc0s9k7NnSQVrMmZM6ppeY_1ajd_IT8nZ72XbdEm19tCSlM7kMX3ojGJ8uNXPwfh8SZrYPVCO3tzkcS3LE/s320/IMG-20190718-WA0070.jpg" width="320" /></span></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP21Va6K4mo1NCFhCagOT71kqXJYQ6AWuuQB-EVLyDP0rOoQTCkkH7Wfpnz4Aow_pBsgxltkPrxXAwvgT84CdpqSMbPOyLE9VIfHvnJZ7jkZcDR5ZYg7_sj_zcxnrPOdsxMnpwER2QvQU/s1600/IMG-20190718-WA0089.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP21Va6K4mo1NCFhCagOT71kqXJYQ6AWuuQB-EVLyDP0rOoQTCkkH7Wfpnz4Aow_pBsgxltkPrxXAwvgT84CdpqSMbPOyLE9VIfHvnJZ7jkZcDR5ZYg7_sj_zcxnrPOdsxMnpwER2QvQU/s320/IMG-20190718-WA0089.jpg" width="240" /></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Big Thanks <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terima
kasih secara khususnya kepada dosen pembimbing kami, Bapak Dr. Bachtiar Wahyu
Mutaqin, S.Kel., M.Sc yang benar-benar memberikan perhatian penuh dalam
membimbing kami. Terima kasih atas segala masukkan, saran, dan semua proses
pembelajaran lebih baik untuk ke depannya. Terima kasih juga kepada seluruh
teman-teman Fakultas Geografi dan seluruh kenalan kami yang telah memberikan
vote pada poster kami di Instagram. Terima kasih juga tak lupa kepada panitia
KOIN FE UNNES untuk kesempatannya bisa mengenal teman-teman hebat dari seluruh
Indonesia. Akhir kata, melalui postingan ini, aku dan tim mengucapkan terima
kasih kepada setiap orang yang telah berkontribusi dalam proses pembelajaran
ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sampai
jumpa di cerita lainnya! <o:p></o:p></span></div>
<br />Sekilas Kisah Seiring Waktuhttp://www.blogger.com/profile/01500100459815130110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4472801388317764354.post-75308099706948986232019-07-23T02:24:00.001-07:002020-06-22T19:10:31.700-07:00First Trial : ASEAN GEOGRAPHY-SMART COMPETITION 2019<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Cerita ini sudah berlangsung beberapa bulan yang lalu. Terhitung sejak September 2018 dan berpuncak di Februari 2019.</span><br />
<i><span style="font-family: inherit;">Mohon maaf atas keterlambatan. </span></i><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<b><span style="font-family: inherit;">"Karena sesungguhnya kegagalan boleh jadi bermakna penting - tidak selalu memalukan. </span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit;">Dengannya kita akan tumbuh lebih kuat memperhitungkan kemungkinan terburuknya sekalipun".</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Jika dibilang kehidupan kuliahku di semester awal masih dibayang-bayangi kegagalan seperti di postinganku sebelumnya, rasanya memang benar. Salah satu hal yang terlintas di pikiran adalah bagaimana aku mampu membuktikan bahwa semua keputusan bisa saja hanya sebatas kemungkinan, tergantung dari kita memandang segala sesuatunya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tidak bisa dipungkiri, hal ini akan terjadi pada semua mahasiswa baru, awal kehidupan perkuliahan masih meraba-raba. Mayoritas, euforia maba itu akan menjadi sesuatu hal yang dikenang nantinya. Saat masih mahasiswa baru, keinginan untuk ikut ini dan itu masih sangat tinggi - semua berambisi ingin menjadi produktif dengan caranya masing-masing. Terbukti saat hari pertama masuk kuliah, bangku kelas sudah hampir penuh bahkan sebelum jam masuk yang seharusnya. Begitu pun juga denganku. Awalnya, aku mau menikmati masa-masa semester satu dengan perhatian penuh untuk merasakan atmosfer menjadi mahasiswa. Meskipun aku telah memplotting beberapa lomba yang aku ikuti selama kuliah, tetapi semester 1 bukan sasarannya. Namun, suatu hari di bulan September, saat satu sama lain di satu angkatan masih proses saling mengenal, aku diajak lomba oleh salah seorang yang menjadi <i>partner </i>lombaku saat di kuliah ini - namanya Irfan. Ditawari sesuatu hal yang positif tentu aku tidak menolak. Iyakan saja pada awalnya karena kupikir tidak semua orang mampu berkomitmen, seringnya <i>sih</i> mogok di tengah jalan bukan? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Proses perencanaan lomba pun dimulai. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Saat itu, posisinya Irfan sekadar mengajak lomba aja, tapi belum ada bayangan lomba apa yang akan diikuti - tetapi tentunya LKTI sebagai salah satu jenis lomba yang sangat marak untuk mahasiswa. Lomba Karya Tulis Ilmiah. Saat melakukan <i>scrolling</i> di berbagai akun informasi lomba, aku menemukan pemberitahuan bahwa UPI Bandung kembali mengadakan <b>ASEAN GEO-SMART Competition </b>untuk tahun 2019, tetapi proses seleksinya dari 2018. Tanpa banyak pikir, aku mengusulkan ikut lomba itu karena sebelumnya dulu sejak SMA aku nyaris ikut Olimpiade Nasional yang merupakan salah satu rangkaian acara tersebut tetapi tidak jadi karena terlewat mendaftar. <i>Sangat disayangkan memang</i>. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit;">Cara mengawali pencarian ide </span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ini adalah pertanyaan yang selalu sering ditanyakan. Aku pun bingung juga jawabnya, tapi coba ya aku cerita. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Pencarian ide tentu dimulai dari diskusi. Sekalipun kita sudah men-set ingin ikut lomba, tapi ketika diskusi menurutku penting untuk tidak ikut men-set pikiran terlalu jauh hanya sekadar lomba saja. Sederhananya, diskusi ya diskusi saja. Bertukar pikiran dan kekonyolan sebanyak-banyaknya dengan teman diskusimu. Namun, jangan lupakan <i>google</i>. Buka berita-berita yang lagi <i>booming</i>. Kebetulan karena aku dari disiplin ilmu geografi sebagai ilmu yang komprehensif, coba bahas dari semua sektor, baik dari ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lain macamnya. Dari kesemua topik yang dibahas tentu akan mengerucut ke hal-hal yang saling diminati. Biasanya ditandai dengan pembahasan tentang topik itu jadi panjang, bisa banyak permasalahan yang diangkat, dan urgensinya terlihat besar. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Pada lomba ini, aku dan Irfan mengambil topik tentang <i>Smart City</i>. <i>Gimana ceritanya tuh bisa tiba-tiba ngangkat topik smart city? </i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Aku dan Irfan yang sama-sama bukan asli Jogja, masih sama-sama berangkat dari kepo tentang banyak hal di Jogja khususnya Sleman yang didalamnya ada UGM. Dari sekian banyak berita tentang Sleman, berita yang terbaru dan cukup menarik perhatian adalah Sleman masuk menjadi 100 <i>Smart City.</i> Beberapa berita teratas tentang itu menyebutkan tentang beberapa aplikasi Sleman yang memudahkan kinerja pembangunan. Singkat cerita, kami ngulik-ngulik aplikasi bernama <a href="https://lapor.slemankab.go.id/">Lapor Sleman.</a> Sebagai orang baru di Sleman, kami merasa itu keren banget sih karena di <i>platform</i> itu masyarakat menyampaikan berbagai informasi, aduan, keluhan tentang pembangunan di Sleman dan pemerintah terkait akan membalasnya. Sekadar informasi, aplikasi ini tersedia dalam versi <i>website</i> maupun android. Tertarik terhadap aplikasi Lapor Sleman lebih lanjut? Bisa di <i>check </i>ya di <i>website</i> nya dan rasakan sensasi bagaimana masyarakat dan pemerintah bisa proaktif terhadap pembangunan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Tahapan selanjutnya dalam LKTI tentulah mencari dosen pembimbing yang linear dengan topik yang dipilih. Berhubung semester 1 aku sudah diajar oleh salah seorang dosen yang ahli di bidang kota yaitu Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T di mata kuliah Teori Keruangan aku pun langsung menghubungi beliau. Singkat cerita, akhirnya kami telah memiliki judul yang kami ajukan sampai hari H tiba yaitu <b>ASEAN Management Tourism: Pengembangan Pariwisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Melalui Permodelan <i>Lapor Sleman</i> Guna Mewujudkan <i>Smart City</i> ASEAN yang Berkelanjutan</b>.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><b><br /></b>
<b>Kompetitor yang Paling Sulit </b></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Proses seleksi dalam lomba ini cukup banyak. Tantangan di atas tantangan yang paling berat adalah menjaga komitmen. Menggeluti sesuatu yang sama selama berbulan-bulan tentu sesekali akan membosankan. Asli. Jadi, sudah jelas bukan siapa lawan yang paling sulit untuk ditaklukan? Dan, ini pun salah satu yang menurutku menjadi <i>the most meaningful point </i>dalam LKTI yaitu bagaimana menjaga <i>mood</i> satu sama lain. Perlombaan tim bukan suatu hal yang mudah. Kalo aku sederhanakan bahasanya, jangan sampai masalah pribadi ikut mempengaruhi <i>mood </i>teman kita. Bila itu terjadi, akan jadi panjang urusannya. Debat dan bertengkar udah jadi suatu hal yang lumrah, tapi pastikan kondisi akan segera pulih kembali dengan hati yang damai, eaaa.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Rangkaian lomba LKTI GEOSAC ini terdiri dari 3 bagian besar : seleksi abstrak, <i>full paper, </i>dan tahap <i>grand final</i>. Sebagai mahasiswa baru yang masih belajar membiasakan diri menulis, menyusun karya ilmiah sulit juga ternyata. Dengan jumlah halaman yang dibatasi, semuanya jadi makin sulit karena harus dipikirin banget konsep dasarnya : apa-apa aja yang mau ditulis sehingga maksud kita akan sampai di pemikiran orang lain.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Selain menulis, hal yang juga tidak kalah ribetnya adalah mengurus administrasi. Wajar kalo mahasiswa baru masih buta tentang pengurusan surat menyurat dan sebagainya. Bagian dari pengurusan perizinan pengambilan data yang paling aku inget adalah ketika ada bagian dari surat fakultas yang berbeda dengan ketentuan yang diminta oleh Bakesbangpol Sleman. Alhasil, pengurusan kembali baru bisa dilakukan beberapa hari setelahnya karena revisi surat akan membutuhkan waktu yang sama seperti pembuatan surat baru. Sebenarnya ini sesuatu hal yang biasa dan harus dibiasakan oleh mahasiswa, tetapi tidak sedikit kan cerita mahasiswa mulai beradaptasi sama perizinan dan administrasi setelah memasuki semester akhir? Ya, ini juga salah satu yang sangat bermakna dari LKTI. Bukan perlombaan biasa, di dalamnya dibutuhkan kemampuan untuk <i>multitasking</i> - mengurus semua hal yang dibutuhkan agar beres secepatnya. Dan, aku tentu sangat bersyukur karena aku mulai membiasakan diri sejak maba. Kalo aku mulainya telat, siapa bisa menjamin hatiku akan tangguh menjalani proses adaptasi administrasi di universitas? Dan, pengurusan administrasi ini tidak hanya surat jalan penelitian saja, tapi demi menunjang keberlangsungan keuangan, perlombaan juga tetap harus mengurus proposal pengajuan dana yang sebelumnya harus diawali dengan mengajukan proposal izin kegiatan yang melampirkan surat izin untuk dekanat.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<b><span style="font-family: inherit;">Sebaik-baiknya LKTI adalah <i>moment bonding</i> nya</span></b><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Sudah jadi rahasia umum <i>ya</i> kalo saat kuliah banyak orang yang memutuskan merantau. Jauh dari kota kelahiran yang berbeda budaya dan tradisi itu tidak mudah lho. Kita akan bertemu dengan beragam karakter dari berbagai daerah. Dan, di saat semuanya berbeda, kita tidak bisa selalu memprioritaskan ego untuk menjadi yang paling benar sekalipun benar. Jadi ga heran, saat kita merantau, kita akan menemukan kenalan yang jauh lebih baik dari keluarga atau bahkan sebaliknya - tidak terkira sesuai perkenalan awalnya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Salah satu cara menemukan orang yang benar-benar dekat adalah dengan lomba termasuk lomba LKTI. Sebenernya ga semua LKTI seperti itu, tergantung lagi kepada orang-orangnya. Tapi kalo aku dan Irfan <i>sih</i> prinsipnya gitu : bagaimana melalui lomba kita bisa menemukan teman yang lebih-lebih sudah seperti saudara. Bisa-bisa saling cerita di luar hal-hal lomba bahkan hal yang sangat privasi sekalipun.</span><br />
<i><span style="font-family: inherit;">Terus, gimana caranya meningkatkan moment bonding? </span></i><br />
<span style="font-family: inherit;">Sederhana sih menurutku, yang penting selalu diingat adalah ini yang harus selalu dijadikan tujuan. Jangan uang, jangan piala, jangan hasil. Karena <i>moment bonding</i> adalah hal mutlak yang pasti kita dapatkan meskipun hasilnya menang atau kalah. Kita akan saling bisa mengakrabkan sampai seakrab mungkin - sederhananya, sampai tidak tau lagi malu - dengan cara menjaga komunikasi.</span><br />
<i><span style="font-family: inherit;">Terus, seperti apa sih rasanya punya keluarga berawal dari lomba?</span></i><br />
<span style="font-family: inherit;">Temukan dan rasakan sendiri. Ini asli. Sepanjang apapun lembar blog ini, semuanya tidak akan pernah mewakilkan seluruh jatuh bangunnya dalam berlomba. Ngeselin tapi ngangenin. Silahkan mencoba teman-teman :)</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<b><span style="font-family: inherit;">Selalu ada yang pertama di tiap kesempatan </span></b><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Sadar<i> ga sih </i>sekarang banyak buku-buku yang pesannya dikit-dikit, tapi maknanya sampe <i>banget. </i>Salah satunya adalah yang selalu mendasari aku sangat menikmati proses berlomba adalah "selalu ada yang pertama di tiap kesempatan". So, tugas aku, kamu, dan kita semua adalah menciptakan yang pertama itu secepat-cepatnya. Dalam hal apapun, ga hanya lomba. Karena semuanya hanya bicara soal waktu, semakin cepat, semua keuntungan itu datangnya juga untuk kita bukan untuk orang lain. Semampu apapun orang lain mengomentari, kita berhak membentuk kenangan kita sendiri.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Dalam LKTI GEOSAC ini, hanya aku dan Irfan yang masih maba. Sisanya adalah mahasiswa minimal semester 4 bahkan tidak jarang yang sudah semester 8. Jangan tanya lagi ide mereka seperti apa, semuanya tentu lebih teknis dan<i> epic</i> maksimal. Namun, dalam kesempatan termepet sekalipun, rasanya menyerah itu bukan pilihan. Atmosfer kompetisi yang sangat terasa mendorong kami untuk memperjuangkan setidaknya apa yang bisa diperjuangkan yaitu PRESENTASI. Memang seperti sudah disuapi alam semesta, sejak dinyatakan lolos<i> full paper</i>, presentasi menjadi hal yang paling kami maksimalkan. Setiap hari berlatih, revisi slide, dan semua cara yang bisa memaksimalkan presentasi kami. Dan, syukur alam semesta mendekatkan kami pada cita-cita, kami pun tidak pulang dengan tangan kosong, setidaknya <i>best presentation</i> mampu kami peroleh.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Buatku dan menurutku, lomba apapun termasuk LKTI setidaknya mengajari kita tentang artinya mentalitas - bagaimana seorang maba tetap belajar menyelipkan harapan di antara para senior dengan ide-ide briliannya. Semuanya hanya soal waktu dan pengalaman.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Maka, mulai dan perbanyaklah. Tidak ada yang salah dengan mencoba. Seburuk apapun mencoba, selalu menawarkan dua pilihan : BERHASIL ATAU BELUM BERHASIL. Namun, bedakan dengan tidak mencoba, selalu menawarkan satu kemungkinan : MUNGKIN BESOK KITA MULAINYA.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<i><span style="font-family: inherit;">Dari aku yang menutup cerita ini, </span></i><br />
<span style="font-family: inherit;">Sedalam apapun kalian menikmati tulisan ini, tidak ada yang lebih nikmat selain mencobanya sendiri. Pun sebaliknya, sedalam apapun kami membenci tulisan ini, aku tidak menujukkannya untuk kalian. Seperti kata novel, menulis adalah mempersiapkan diri ketika kelak kita melupa.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Tiap orang selalu punya ceritanya masing-masing, mereka hanya dihadapkan pada dua pilihan : menyimpan dan membagikan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUt1qaytKazQ6wrnBtJeYtuu9LxaYZbDF_AMoJFxH3M2eofMcS9lEYR5-3TS3fnLa8Z2jkGUFAJlZSGN9ia_Bggb49-YztrnbYZ3odldpRupqWg14ZsHW19n4msYgvAOK6ASfGDDKG75c/s1600/IMG20190214173815.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUt1qaytKazQ6wrnBtJeYtuu9LxaYZbDF_AMoJFxH3M2eofMcS9lEYR5-3TS3fnLa8Z2jkGUFAJlZSGN9ia_Bggb49-YztrnbYZ3odldpRupqWg14ZsHW19n4msYgvAOK6ASfGDDKG75c/s320/IMG20190214173815.jpg" width="320" /></span></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeCOM0iqw6LbPPaqI6sjnh-qSdZgK7zMU5becPiJb41bnp8d_6vtPTuTc9Utdt3a0pZ1FiAeBOwZSHfS5ROxoA1fMlFcjT-kLvseB9aC5zEzwox5_i2JJCojHZTRDnlsNiH84oHtnTWSo/s1600/IMG20190214173745.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeCOM0iqw6LbPPaqI6sjnh-qSdZgK7zMU5becPiJb41bnp8d_6vtPTuTc9Utdt3a0pZ1FiAeBOwZSHfS5ROxoA1fMlFcjT-kLvseB9aC5zEzwox5_i2JJCojHZTRDnlsNiH84oHtnTWSo/s320/IMG20190214173745.jpg" width="320" /></span></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpEqbtoMzp71s-YS7tZZVFbweFGO_CDpAUZpIlud2aj7WKH-akmWokJGBhR-1X6TTfhwpzey-Mne7kUDyWv8o4tudJ6nmgw-_YeQW36YIfHgZF18d0gg9kHNF46hWA9SUDiiEYR4lSf8U/s1600/IMG20190214173558.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpEqbtoMzp71s-YS7tZZVFbweFGO_CDpAUZpIlud2aj7WKH-akmWokJGBhR-1X6TTfhwpzey-Mne7kUDyWv8o4tudJ6nmgw-_YeQW36YIfHgZF18d0gg9kHNF46hWA9SUDiiEYR4lSf8U/s320/IMG20190214173558.jpg" width="240" /></span></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Terima kasih kepada Dr. Rini Rachmawati, S.Si, M.T yang telah bersedia mendampingi kami dalam gagasan ini dan terima kasih juga untuk setiap orang yang telah mendukungku selama serangkaian persiapan <b>ASEAN Geo-Smart Competition ini. </b></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><b><br /></b>
Sampai jumpa di lain cerita, sampai nanti di lain kisah.</span><br />
<div>
<b><span style="font-family: inherit;"><br /></span></b></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br /></div>
Sekilas Kisah Seiring Waktuhttp://www.blogger.com/profile/01500100459815130110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4472801388317764354.post-54292970316685039092018-04-19T21:48:00.003-07:002020-06-22T19:10:45.321-07:00Mengapa Aku Memilih Fakultas Geografi ?<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Setiap orang punya
ceritanya masing-masing. Mungkin tak berharga bagi yang lain, tapi baginya
pasti memiliki kesan tersendiri. Tak ada yang dapat menilai dengan kuantitas
seberapa bermakna cerita itu. Sebab, sesungguhnya cerita itu tentunya tak
terlepas dari metamorfosis perjalanan hidupnya” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dan inilah ceritaku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jawaban dari judul
postinganku kali ini bermula dari sebuah event tahunan sekolahku, SMA Negeri 1
Bekasi, yang biasa disebut BOB (<i>Best of
The Best</i>). BOB ini merupakan acara yang diselenggarakan oleh sekolahku
untuk menyeleksi siswa-siswi yang berminat mengikuti olimpiade. Beberapa anak
di sekolahku sangat antusias mendengarnya. Mereka dengan cepat mendaftar dan
sesudahnya langsung belajar. Tak satu atau dua anak kujumpai mereka membaca
buku pegangan olimpiade untuk menghadapi BOB itu. Bahkan, mereka dengan
antusias mengikuti pembinaan tutor sebaya dengan kakak kelas yang pernah
mengikuti bidang yang sama di tahun sebelumnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tapi tidak dengan aku. Aku
tidak pernah bermimpi dan berangan-angan mencicipi apa itu olimpiade. Dulu, di
benakku, olimpiade hanyalah wadah bagi mereka yang memang sudah dianugerahi
kemampuan intelektual yang luar biasa dari Sang Pencipta. <i>Mindset</i> itulah yang membuatku tidak berminat sama sekali untuk ikut
seleksi BOB itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tibalah saatnya
formulir pendaftaran itu sampai ke kelas-kelas, termasuk kelasku. Rupanya,
panitia BOB telah membuat peraturan bahwa setiap kelas harus mengirimkan
minimal 3 perwakilannya di tiap mata pelajaran (Sekadar informasi, bidang
olimpiade yang tersedia untuk tingkat SMA ada 9 yaitu Matematika, Fisika,
Kimia, Biologi, Komputer, Ekonomi, Geografi, Astronomi, dan Kebumian). Jika ada
satu bidang saja yang sama sekali tidak ada yang mendaftar, maka ada WO yang
harus dibayar ke panitia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sialnya, saat itu di
kelasku, ada beberapa bidang yang belum dilirik oleh teman-teman. Mereka
rata-rata menumpuk nama mereka di bidang studi yang sudah lebih dari 3
pendaftar. Alhasil, aku harus mendaftar agar aku tidak menjadi bagian yang
membuat kelasku harus bayar WO. Di saat itulah, entah kenapa, aku menuliskan
namaku pada Bidang Geografi, mungkin karena aku merasa aku tidak mumpuni di
bidang ipa yang kupelajari di kelas (aku kebetulan adalah siswa jurusan IPA)
dan kebetulan mata pelajaran lintas minat ku adalah Geografi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setelah pendaftaran
itu, aku seperti tidak peduli dengan semua rangkaian menuju seleksi BOB itu.
Yang aku tau adalah aku hanya <i>gak</i> mau
kelasku bayar WO. Titik. Disuruh ikut pembinaan tutor sebaya, aku pulang.
Temanku sibuk mencari buku pegangan, aku diam-diam saja. Ya, begitulah aku saat
itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Hingga singkat cerita,
aku lolos seleksi BOB itu. Aku pun masih tak paham kenapa aku bisa lolos. Aku
benar-benar isi seadanya, bisa dibilang<i>
gak</i> mikir bahkan. Karena namaku masuk ke dalam daftar yang lolos, maka
tibalah kegiatan Pembinaan Olimpiade setiap Sabtu-Minggu yang diajar oleh
kakak-kakak <i>medalist </i>OSN di
tahun-tahun sebelumnya. Karena motivasi aku ikut seleksi olimpiade hanya karena
<i>gak</i> mau WO, tentunya aku 99% sudah
berniat tidak mengikuti pembinaan. Tetapi, tiba-tiba aku berpikir untuk
mengikuti pembinaan yang perdana. Hal itu aku dasari hanya agar aku cukup t<i>au</i> saja seperti apa pembinaan olimpiade
dan sesudahnya aku dapat kembali menjalani masa SMAku tanpa embel-embel anak
olim. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tiba di hari itu, aku
pun masuk ke kelas pembinaan. Banyak dari mereka yang kelas 11 dan ada beberapa
orang yang sebaya denganku, kelas 10. Singkat cerita, tutor pertamaku yang
bernama Ka Rio Saumun Qodri (Mahasiswa Akuntansi UI yang merupakan <i>medalist </i>OSN Geografi 2013) memberiku <i>first impression</i> pada olimpiade yang
sampai kapan pun tidak akan aku lupakan. Bahkan, sampai hari ini dan
seterusnya. Saat itu, ia bercerita pengalamannya sebagai anak daerah yang
berkecimpung di olimpiade. Ia bercerita tentang ia yang persiapan OSK hanya 7
hari dan yang paling aku ingat, ia yang saat OSN harus baca buku diam-diam
karena bukunya sudah jelek. Cerita panjangnya ditutup dengan kalimat “<i>aku yang anak daerah aja, dengan
keterbatasan yang ada, aku bisa. Masa kalian yang sudah lengkap fasilitasnya ga
bisa</i>”. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Selain cerita
inspiratifnya, aku sangat terharu dengan sikapnya. Saat itu, ia memberikan kuis
pengetahuan umum (Ya, jadi karena Geografi itu adalah ilmu yang sangat
mementingkan aspek keruangan, maka ilmu yang dipelajari harus ditunjang dengan
pengetahuan umum yang ada) dan dia sangat sabar menghadapi kebodohanku. Ini
sungguhan. Pertama kali aku pembinaan, yang aku tau cuma letak negara ASEAN,
selebihnya aku tidak <i>tau</i> (apalagi
sampai negara-negara yang dempet-dempetan di daerah Eropa, jangankan<i> tau </i>bahkan ada beberapa negara yang
namanya pun belum pernah sama sekali aku dengar). Menghadapi ketidaktahuanku
yang luar biasa sekali, ka Rio tetap dengar sabar dan sambil tertawa-tawa
selalu memotivasi bahwa suatu saat aku akan bisa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tentunya kalian sudah
tau kan bagaimana aku selanjutnya ? Pilihanku pun berubah. Aku terus
melanjutkan pembinaan itu. Jadi, satu minggu full aku berada di sekolah. Tiap
Sabtu dan Minggu kulewati untuk ikut pembinaan, dari jam 08.00 sampai jam
15.00. Tak ada satu kali pun aku izin tidak ikut, Meskipun begitu, aku belum
mempunyai rasa apa-apa terhadap geografi. Semuanya aku jalani agar aku bisa
menemukan <i>feel</i> di bidang itu. Aku
belum begitu fokus untuk mengikuti pembinaan. Dan mungkin ini adalah
kesalahanku. Karena aku belum ada rasa suka, aku hanya sekadar mendengarkan,
menyimak PPT di depan, dan mencatat. Bahkan beberapa kali jika aku sudah bosan,
aku sambil mengerjakan tugas Kimia dan Matematika yang harus dikumpulkan esok
harinya (Ini sesuatu yang tidak patut dicontoh). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">OSK-ku
Tahun Pertama <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setelah aku menghadapi
pembinaan Sabtu-Minggu selama kurang lebih 12 kali, kami semua, tim olimpiade
sekolah diintensifkan di Bandung kurang lebih seminggu untuk persiapan terakhir
sebelum seleksi pertama yaitu seleksi tingkat kota. Nah, disaat itulah, aku
baru menemukan minatku untuk belajar geografi. Hal itu aku sadari saat aku
membaca buku dan tanganku refleks mencari tambahan informasi tentang yang sedang
kubaca di Mbah Gugel. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tak lama, baru ku
dengar sebuah pembicaraan bahwa sekolahku, selama 3 tahun, belum pernah ada
satu pun orang yang berhasil melaju ke tingkat provinsi di bidang geografi.
Sekolah mengaku sudah melakukan persiapan yang maksimal, tetapi belum ada yang
berhasil. Bahkan, salah satu sekolah di Bekasi menjadi langganan juara OSK
Geografi dari tahun ke tahun. Mendengar cerita ini, ada sedikit perasaan yang
terbersit di hati “<i>Kenapa saya baru
dengar ini sekarang?</i>,”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tibalah saat hari
pertandingan itu tiba. Hasilnya tentulah aku gagal. Minat dan sukaku baru
tumbuh sehingga persiapanku pun belum matang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tahun
Kedua Saatnya Aku Memilih <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tibalah aku duduk di
kelas 11. Berita BOB tahun 2017 kembali terdengar. Disaat itulah, aku
menghadapi kegelisahan yang luar biasa. Kegelisahan itu datang karena banyak
sekali nasihat dan saran dari teman-temanku tentang aku yang berniat
melanjutkan kembali olimpiade di bidang Geografi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“<i>Saranku sebaiknya pindah, Ren. Kamu bisa coba pindah ke bidang lain.
Mungkin ke Kebumian, masih mirip-mirip sama Geografi kok</i>,” kurang lebih
begitulah saran mereka karena mereka adalah bagian yang ikut mendengar berita
bahwa sekolahku tidak pernah menjadi juara OSK Geografi tingkat kota selama
Olimpiade Bidang Geografi resmi diselenggarakan di Indonesia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Aku mencoba
berkonsultasi dengan setiap orang. Kakak kelas, kakak pengajar, guru, teman
dekat, bahkan orang tua. Hasilnya adalah semua pilihan itu ada padaku. Dan
akhirnya, aku pun memilih untuk kembali melanjutkan tahun keduaku masih di
bidang yang sama, Geografi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam
ilmu Matematika, segala sesuatu yang walaupun kecil kemungkinannya, masih bisa
disebut sebagai peluang. Bukan kemustahilan. Tak ada salahnya aku mencoba
kembali dengan persiapan yang lebih matang. Selain itu, aku berpikir jika aku
pindah ke bidang lain, aku yakin bahwa yang ada hanyalah sifat membandingkan
bidangku yang baru dan yang telah aku tekuni. Pasti akan sulit bagiku untuk
kembali beradaptasi dan memunculkan rasa suka itu</span></i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">,
begitulah alasan aku kembali memilih untuk lanjut di bidang yang sama. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Untuk menghadapi seleksi
olimpiade di tahun kedua, persiapanku pun tentu jauh berbeda dari tahun
sebelumnya. Bisa dibilang bahwa aku benar-benar mencurahkan perhatian penuh
pada persiapan olimpiade di kelas 11. Segala sesuatu tentunya punya dampak.
Begitu pun denganku. Berfokus total pada olimpiade membuat perkembangan nilai
akademik ku di kelas mengalami banyak penurunan dari nilaiku sebelumnya. Belum
lagi, aku tidak pernah mau untuk mengikuti les dan tambahan dari guru sehingga
nilai aku pun banyak yang turun bahkan salah satu pelajaran turun melesat sampai
6 poin dan pelajaran itu adalah salah satu pelajaran inti bagi siswa IPA.
Selain itu, di kelas 11, selain mengikuti olimpiade, waktuku juga banyak
teralokasi mengikuti esktrakurikuler. Aku hanya punya dua eskul, yaitu Pramuka
(yang di sekolahku bernama Chadika) dan ECC (English Conversation Club), tetapi
aku berusaha untuk aktif di kedua-keduanya. Di ECC, aku terpilih menjadi wakil ketua
TENSES 5 (Lomba Bahasa Inggris SMP dan SMA se-Jabodetabek) dan di Chadika pun
aku memasuki tahun menjabat sehingga banyak sekali agenda mulai dari pelantikan
(yang diawali dari persiapan-persiapan) sampai menyelenggarakan Hut Chadika
(Lomba Pramuka se-Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten). Perkembangan nilai
akademik bukan berarti tidak kupedulikan, tetapi aku pun berani mengakui
mungkin saat itu aku tidak menjadikannya sebagai prioritas. Mungkin aku sedang
jenuh atau mungkin memang aku benar-benar tidak bisa membagi fokusku saat itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Singkat cerita, tibalah
kembali pembinaan intensif di Bandung. Sekolahku, SMAN 1 Bekasi, bisa dibilang
merupakan sekolah yang beruntung karena mendapatkan kuota 10 orang tiap bidang
studi, begitu juga dengan Geografi. Tetapi sayangnya, tahun ini hanya 3 orang
yang berangkat. Entahlah mengapa, mungkin semua orang sudah terdoktrin denga
berita kemustahilan itu. Meskipun begitu, aku tetap bersyukur. Menurutku,
kuantitas itu tidak selalu berarti penting, 3 orang yang berangkat dengan
kemauan yang sungguh-sungguh sejatinya lebih mampu memberi afirmasi positif
bagi semangat belajarku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Disana, tentunya, aku
yang sudah mengikuti pembinaan intensif ini 2 kali selalu berusaha memberi dan
saling mengingatkan satu sama lain. Rutinitas aku, Erika, dan Permata di
Pelatihan Intensif hingga pelaksanaan OSK 2017 selengkapnya bisa dibaca di <a href="http://novirenetania.blogspot.co.id/2017/12/saat-kami-belum-bisa-melihat-derasnya.html">Saat Kami Belum Bisa Melihat Derasnya Aliran Sungai Kampar</a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Semua
Memang Sudah Ada Skenarionya <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Beberapa hari sebelum
pengumuman OSK, saya mengingat figure seorang Erika yang mungkin tidak bisa
saya lupa. Ia tampak gelisah menunggu pengumuman itu. Ketakutan untuk kembali
gagal tidak bisa kami pungkiri. Saat aku sedang tidak ada guru di kelas, ia
seringkali bolak-balik ke kelasku hanya untuk menanyakan kapan pengumuman. Kami
mencoba saling menguatkan. Bangku cokelat di depan kelasku menjadi saksi atas
suasana haru itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“<i>Tenang Ren, sekalipun semuanya terlihat mustahil, Tuhan akan
memperhitungkan segalanya</i>,” begitulah kata-kata darinya yang akan selalu
saya ingat sampai kapanpun. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Gembar-gembor berita
pengumuman OSK di sekolah sudah terdengar. Jam 8 pagi dijadwalkan, tetapi jam 8
kurang 15 menit pun kami belum menerima instruksi dari guru pembimbing siapa
saja murid yang menjadi 10 besar OSK tiap bidang studi. <i>Setidaknya saya gagal, saya sudah melakukan yang terbaik dari yang bisa
saya lakukan</i>, begitulah aku mencoba menenangkan diri dan mengikhlaskan setiap
hal yang mungkin terjadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sampai pada akhirnya..........
<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Singkat cerita, saya
dan Erika berhasil memecahkan telur di tahun ini. Saya di posisi 6 dan Erika di
posisi 10. Hal itu menandai sejarah pertama SMAN 1 Bekasi menjadi juara di OSK
Geografi Kota Bekasi, walaupun saat itu belum tahu berapa orang yang akan
diambil untuk melaju ke tingkat Provinsi. Terlepas dari itu, yang tersisa
hanyalah rasa syukur. Syukur karena aku tak menyerah begitu saja pada kegagalan
di tahun kemarin. Syukur karena aku telah menutup telinga untuk mendengar
nasihat orang yang berkata tidak mungkin. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Menunggu berapa orang
yang akan dibawa untuk lanjut ke tingkat Provinsi, aku tetap mempersiapkannya.
Aku masih ingat betul, aku sampai mengorek celengan untuk <i>print</i> soal-soal dari berbagai Olimpiade Geografi di
universitas-universitas dan soal-soal OSP (Olimpiade Sains Tingkat Provinsi)
yang belum aku punya sampai aku meminjam buku Pelatnas (Pelatihan Nasional
menuju Tahap Internasional) Kebumian dari kakak kelasku yang dipinjamkan pada
teman kelasku. Tetapi, sayangnya
kenyataan berkata lain. Aku menjadi orang yang pertama yang tergunting dan
tidak bisa melanjutkan ke tingkat Provinsi. 5 orang diatasku berhak untuk
berangkat ke tingkat Provinsi. Kecewa. Naif jika aku memungkiri rasa itu<i>. Setidaknya saya gagal, saya sudah
melakukan yang terbaik</i>, begitulah aku kembali mencoba menghibur diriku
sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dan ya, OSK 2017 itu
adalah kesempatan terakhirku di SMA untuk bisa melaju ke tingkat Nasional dan
kedua kalinya aku gagal. Tidak mendapatkan kuota untuk melaju ke Provinsi
menandakan aku harus berhenti sampai disitu dan menguburkan mimpiku dalam-dalam
berangkat ke Riau (tuan rumah OSN 2017). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ambisiku
Tak Lepas Begitu Saja<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Menyadari bahwa aku
telah gagal menjadi bagian dari ajang yang bergengsi dan prestisius itu, aku
mencari berbagai macam lomba yang bisa mengasah kemampuan dan minatku di
geografi. Momen itu penting bagiku sebab tutor-tutorku selama pembinaan selalu
berkata bahwa OSK bukan satu-satunya ajang untuk mengukur kemampuan dan tidak
selalu setiap gagal OSK, mimpi itu harus runtuh dan lenyap. Aku pun memutuskan
untuk mencoba kembali Olimpiade Geografi (OLIPS) tingkat SMA/MA yang diadakan
oleh Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Jakarta tingkat Jawa
dan Bali. Di tahun 2016, aku pernah mengikuti lomba yang sama dengan tingkat Jawa
Barat, DKI Jakarta, Banten dan baru berhasil menjuarai Harapan III. Di tahun
ini, aku ber<i>partner </i>dengan Erika
(lomba ini memang diadakan tim, setiap tim terdiri dari 2 orang). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Singkat cerita, lomba
ini terdiri dari banyak tahap yang kira-kira tahapan seluruhnya sekitar 3 bulan,
dimulai dari seleksi wilayah, seleksi tahap II (bagian 5 tim tiap kota),
seleksi tahap III (bagi 12 tim terbaik), seleksi semi final (bagi 8 tim
terbaik), dan seleksi final (bagi 5 tim terbaik untuk memperebutkan juara I
sampai Harapan II). Syukur yang tak terhingga, aku dan Erika bisa melewati
semua seleksi ini dan kami berhasil menjadi Juara I. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Saat penyerahan hadiah,
MC mempersilahkan kami berdua untuk maju dan memberikan sedikit kesan-kesan.
Saat itu, juri dalam lomba ini yang sedang mengambil S2 Pengelolaan Pesisir di
Jerman, bertanya pada kami, “Mengapa kalian mengikuti lomba ini?,” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mendapat pertanyaan
yang demikian, aku dan Erika saling tersenyum dan berpandangan. <i>Menebus kegagalan di OSN</i>, begitu jawab
kami padanya dan pada berapa ratus orang yang berada di ruang <i>grand final</i> itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Prepare
for the Next Chapter<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tuntasnya kegiatan
olimpiade di SMA ini membuatku berpikir sejenak. Mau kemana aku setelah ini ? Pembicaraan
tentang SNMPTN dan SBMPTN menjadi akrab di kalangan siswa kelas 12. Sejak aku
menyukai dan sudah nyaman belajar Geografi, aku sudah menaruh minat diam-diam
untuk melanjutkan kuliah di Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Fakultas
Geografi yang memang hanya dimiliki oleh Universitas Fadjah Mada (UGM) juga
menjadi saran dari tutor-tutorku jika aku memang ingin menekuni geografi lebih
jauh dan lebih dalam lagi. Selain itu, Fakultas Geografi sudah mempunyai <i>track record</i> yang sangat baik bahkan
sampai internasional dan menjadi tempat pilihan para <i>medalist</i> OSN dan bahkan tingkat internasional yang ingin melanjutkan
ilmu geografinya. Tetapi keinginanku itu tidak pernah kuutarakan pada siapapun.
Pertimbangan jarak UGM yang jauh dan berbagai macamnya membuatku melihat
sepertinya orang tuaku lebih cenderung menyarankan UI untukku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sampai pada akhirnya,
di bulan Desember 2017, aku mengikuti Pra Intensif SBMPTN selama 1 minggu di
sebuah lembaga bimbingan belajar di Depok, tempat kakaku bekerja. Kegiatan
intensif berlangsung dari pukul 9 pagi sampai jam 6 sore. Pada paginya, aku
ikut kakaku ke tempat kerjanya di Balai Riset dan Budidaya Ikan Hias, Depok. Disitulah
aku mendapatkan sebuah ilham yang akhirnya aku memutuskan mengikuti kata
hatiku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Ren, kamu mau lanjut
kuliah dimana?,” tanya salah seorang rekan kakaku. Pertanyaan ini muncul
setelah aku bercerita-cerita dengannya tentang Geografi yang telah mengisi masa
SMAku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Kesehatan Lingkungan
UI ka,”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Itu keinginan kamu
bukan?,” <i>darr !</i> Pernyataan sederhana
itu seperti petir menyambar di pagi buta. Aku tersentak. Kelu. Aku bahkan tidak
pernah bertanya seperti itu pada diriku sendiri. “Kalo milih jurusan itu harus
sesuai minat kamu, Ren. Jangan sampe kamu salah pilih dan kamu ga bisa
menyalahkan siapapun nantinya dan kamu harus menjalani itu seumur hidup kamu,”
ia melanjutkan perkataannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setelah itu,
sekembalinya aku dari tempat les, kakakku mengajakku untuk berbincang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Aku ngebolehin kamu
deh ke UGM. Lanjutin aja apa yang udah kamu mulai,” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sejak pembicaraan saat
itu, entah mengapa semangat belajarku kembali. Aku semakin giat mempersiapkan
SBMPTN karena aku tidak mau menaruh harapan pada jalur undangan. Aku semakin
giat belajar mempersiapkan SBMPTN dengan harapan aku hanya perlu berusaha
sedikit lagi untuk menemui mimpiku dan melanjutkan minatku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pilihanku
Berlabuh pada UGM di Laman SNMPTN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setelah pengisian PDSS,
aku ternyata mendapat kesempatan untuk bisa mendaftar SNMPTN 2018. Seperti
cerita yang telah aku bahas di awal, perkembangan nilai akademikku sudah tidak
karuan. Banyak sekali nilai yang naik turun, bahkan nilai rata-rata mata pelajaran
wajibku terbilang cukup, tidak semenakjubkan seperti teman-temanku yang lain.
Saat itu banyak sekali yang berkata bahwa aku cukup nekat untuk memilih UGM
dengan nilai segitu karena memilih UGM berarti aku harus lintas provinsi yang
kata orang peluangnya lebih kecil dibanding memilih universitas yang masih
berada di satu wilayah dengan provinsi asal sekolah). Aku mencoba berkonsultasi
dengan siapapun, baik guru BK, teman dekatku, kakaku, dan orang tuaku tentang
jurusan yang aku harus ambil. Saat itu yang terpikir adalah bukan prodi apa yang
harus aku pilih supaya lolos SNMPTN tetapi aku tidak mau menjadi orang yang
buang-buang kesempatan. Ini tidak berarti juga aku harus membanting stir pada
jurusan yang sama sekali <i>gak</i> aku suka
hanya untuk mendapat tulisan “lolos”. Hingga akhirnya, tibalah di mana pengisian
prodi pada laman SNMPTN 2018 dan sampai pada akhirnya aku memutuskan untuk
memilih Fakultas Geografi UGM atau SBMPTN. Ketika aku melakukan finalisasi, aku
tinggalkan embel-embel lolos SNMPTN (karena aku tahu bahwa aku hanya berharap
pada 3 sertifikat yang aku unggah). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Selama seleksi SNMPTN,
aku semakin meningkatkan <i>effort </i>ku
untuk belajar SBMPTN untuk <i>prepare </i>jika
aku ditolak di undangan dan aku butuh waktu yang cukup lama untuk kembali
membangun semangat belajarku. Aku selalu berusaha meningkatkan pemahamanku
untuk menjawab soal-soal Fisika dan Matematika IPA lebih banyak pada setiap Try
Out SBMPTN karena untuk masuk ke Fakultas Geografi aku harus menempuh SBMPTN
Saintek (IPA). Selama itu pula, aku juga harus menyelesaikan kegiatan dan
berbagai macam ujian di kelas 12 mulai dari ujian praktek, USBN (Ujian Sekolah
Berstandar Nasional), dan UNBK. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Singkat cerita, tibalah
hari pengumuman SNMPTN. Sebelum melihat hasilnya, aku berusaha untuk
mempersiapkan hatiku untuk kembali bangun dengan cepat apabila tulisan “merah”
yang aku lihat nanti. Kalau ditanya aku optimis atau gak lolos undangan, aku
gak tau. Tapi ketidakoptimisannya lebih besar <i>sih</i> karena prodi pilihan pertamaku, Pembangunan Wilayah, hanya
menyediakan 27 kursi melalui jalur SNMPTN. <i>Ya</i>,
bayangkan saja ya se-Indonesia berebut kursi yang terbilang sedikit itu. Selain
itu, dilihat dari <i>track record</i> tahun
lalu, Pembangunan Wilayah tidak menerima satupun siswa dari Jawa Barat melalui
jalur SNMPTN. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jam menunjukkan pukul
17.00 WIB, aku langsung mengetik nomor pendaftaran dan melihat hasil seleksi.
Menunggu sebentar. Mungkin <i>website</i>nya
<i>down</i>. Tidak lama setelah itu, aku
melihat tulisan “<b><i>Selamat, Anda dinyatakan lolos SNMPTN 2018</i></b>”. Ya, aku lolos di
pilihan pertama, Pembangunan Wilayah – Fakultas Geografi- Universitas Gadjah
Mada (UGM). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><i>Apa yang terbersit di
benakku pertama kali ? </i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bukan gembira karena telah lolos undangan tetapi bahagia
karena sebentar lagi aku akan kembali menekuni hal yang telah aku mulai. Bahagia
karena aku akan menekuni kembali geografi setelah aku gagal berangkat ke
nasional. Bahagia karena aku akan bertemu mereka yang tidak sempat aku temui di
ajang besar itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><i>Lalu, mengapa aku
memilih Pembangunan Wilayah ? <o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pembangunan Wilayah
merupakan salah satu program studi yang berada dibawah naungan Fakultas
Geografi, Universitas Gadjah Mada. Prodi ini lebih menitikberatkan pada pengkajian
sumber daya wilayah dan membangun kompetensi dalam hal melaksanakan program
atau proyek pembangunan, baik sectoral maupun berorientasi wilayah dengan
menggunakan metode analisis geografis dan teknik-teknik perencanaan pembangunan
wilayah serta aplikasi SIG (Sistem Informasi Geografis). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Selama belajar di
olimpiade, aku sangat menaruh minat pada pembahasan tentang Geografi
Pembangunan dan Geografi Perkotaan. Menurutku, hal ini sangat menarik. Dari
segi prospek pun permasalahan tata ruang menjadi semakin kompleks sehingga dibutuhkan
para ahli yang mampu menata dan menyelesaikan permasalahan tata ruang dan
wilayah yang lebih akurat dan sistematis</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><b>Big Thanks </b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><b><br /></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 48.25pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Terima
kasih untuk setiap orang yang telah mendukungku. Tutor-tutorku : Ka Rio
(Akuntansi UI), Sandy (Hubungan Internasional UI), Ka Rafika (Ilmu Ekonomi UI),
Ka Syifa (FEB Unpad), Ka Dzaki (Manajemen UI), Ka Nuresa (Alumni FITB ITB), Ka
Zachary (FITB ITB), Ka Maska (FITB ITB), dan Ka Asthina (Alumni FITB ITB), guru-guru
yang selalu memberikan dukungan dan fasilitas, teman-teman dekatku, kakakku,
keluargaku dan orangtuaku, serta semua yang telah mendukungku untuk berkembang
yang mungkin tidak bisa kusebutkan satu persatu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 48.25pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 48.25pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Terima
kasih pula untuk setiap orang yang telah mengecilkanku. Aku sadari bahwa
cibiran dan penilaian negatif juga berperan penting dalam pengembangan diri
setiap orang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 48.25pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> ***</span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 48.25pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 48.25pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><i>Aku
adalah salah seorang yang pernah gagal untuk menjadi bagian dari ajang yang
prestisius itu. Aku adalah yang gagal menginjakkan kaki di sana dan bertemu
dengan anak-anak hebat dari seluruh penjuru tanah air. Bahkan aku tidak pernah
merasakan leherku dikalungkan medali kebanggaan itu. Aku belum pernah melalui
itu semua, bahkan aku tidak dapat merasakan semua itu di masa putih abu-abuku.
Tapi bagiku, perjalanan menuju kesana, ke-OSN, telah mengajarkanku banyak hal.
Tentang berjuang secara tulus, tentang melihat sesuatu daripada sudut pandang
yang berbeda, dan untuk selalu sederhana sebab begitu banyak orang hebat di
tanah air ini. Dan pada akhirnya, mengikhlaskan adalah hal yang harus aku
miliki sekarang. Bagiku, berjuang untuk sesuatu yang aku sukai adalah sebuah
kebanggaan. Terlepas dari hasilnya yang mungkin menggembirakan atau bahkan
mengecewakan. Dan kini, biarlah aku berlabuh lebih jauh dan akan aku bagikan
kembali ceritaku ketika aku kembali merapat nanti. <o:p></o:p></i></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 48.25pt; text-align: justify;">
<br /></div>
Sekilas Kisah Seiring Waktuhttp://www.blogger.com/profile/01500100459815130110noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4472801388317764354.post-87710913499460199542017-12-25T05:37:00.003-08:002020-06-22T19:10:56.018-07:00Saat Kami Belum Bisa Melihat Derasnya Aliran Sungai Kampar<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Jika berbicara tentang
lika-liku hidup di SMA Negeri 1 Bekasi, bagi saya, Novirene Tania dan teman
perjuangan saya, Erika Aurellia, Geografi menjadi salah satu hal yang membuat
kehidupan masa putih abu-abu kami menjadi berfaedah. Kami tak tahu apakah ini
bisa disebut sebagai pengalaman ataupun tidak. Singkat cerita, inilah seberapa
pentingnya Geografi bagi kami…..</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Menginjak tahun kedua
bergabung di Olimpiade Geografi, membuat saya menyusun rencana yang lebih jelas
dibanding tahun pertama keikusertaan saya. Di tahun kedua, saya baru menyadari
betapa saya menyukai divisi ini. Jika kalian bertanya bagaimana respon teman-teman
terhadap minat saya, mungkin kalian akan bingung dan bertanya-tanya. Tradisi
Olimpiade Geografi khususnya di Kota Bekasi sudah menjadi rahasia umum.
Pergunjingan tidak terelakkan. Setelah pemerintah menggelar OSN Geografi pada
tahun 2013, tentunya kompetisi tingkat awal menuju ke sana pun harus digelar
yaitu Seleksi Olimpiade Sains Tingkat Kota (OSK). Sejak tahun 2013 hingga tahun
pertama saya mencoba Geografi yaitu tahun 2016, tak ada satupun kaka kelas saya
yang berhasil melaju ke tingkat yang lebih tinggi. Sekolah menjelaskan sudah
mengupayakan berbagai cara, tetapi mungkin alam semesta belum menakdirkan
sekolah saya untuk bisa mengukir sejarah dalam OSN Geografi. Hal inilah yang
membuat teman-teman mencoba menasihati saya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“<i>Ren, kamu sebaiknya
coba divisi yang lain. Sayang kalo potensi kamu ga diikuti dengan kesempatan
dan peluang yang kamu miliki</i>,” begitulah rata-rata nasihat dari mereka untuk
saya. Saya menghargai pendapat itu. Hati saya pun tidak dapat memungkirinya.
Hingga sebelum saya memutuskan untuk bergabung kembali di tahun kedua, berbagai
pertimbangan saya coba pikirkan, dari mulai berkonsultasi dengan guru BK,
dengan kaka tingkat, dengan kaka pengajar, hingga dengan beberapa guru yang
berperan langsung dalam minat saya yang satu ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Singkat cerita, saya
pun memutuskan untuk kembali mencoba di Geografi. <i>Apa yang membuat saya
memutuskan untuk kembali lanjut? </i>Sederhana alasannya, saya mendapatkan begitu
banyak pengalaman yang berharga. Bertemu dengan kaka-kaka pengajar yang luar biasa
menginspirasi menjadi sebuah sarana refleksi bagi saya bahwa saya belum banyak
melakukan hal-hal yang luar biasa dalam kehidupan sekolah saya. Terlepas dari
itu pula, kehidupan Olimpiade mengajarkan saya bahwa nilai bukan sebuah
jaminan, tetapi pemahaman itulah yang harus selalu diukur sebagai sebuah
kesinambungan yang biasa disebut sebagai “proses”. Nilai <i>post test</i> setiap
pertemuan tidak pernah menjadi sebuah tolak ukur, bahkan seringkali nilai itu
sangat menyedihkan dan sangat dibawah standar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Selain itu, saya
mencoba untuk berpikir se-positif mungkin. <i>Bukankah selagi nilai kemungkinannya
belum sama dengann 0, hal itu belum bisa disebut sebagai kemustahilan bukan?
</i>Begitu saya mencoba meluruskan pikiran. Saya rasa saya tak layak menyerah
sedini itu sebelum waktu yang membatasi saya untuk mencoba. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Memang benar bahwa
semesta itu selalu mendukung setiap cita-cita yang sedang diupayakan, hingga akhirnya
muncullah nama yang kelak menemani saya menjadi seorang Petarung Geografi
jalanan di tahun kedua. Ia adalah Erika Aurellia. Entah, saya pun tak tau
mengapa itu memutuskan untuk bergabung di dalam divisi ini. “<i>Gua suka, Ren</i>”,
hanya itu jawaban yang muncul darinya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sampai pada akhirnya,
beberapa hari sebelum pelaksanaan OSK 2017, sudah menjadi suatu tradisi di
sekolah saya untuk mengadakan Pelatihan Intensif Pra OSK di luar Kota Bekasi.
Tujuannya dimaksudkan untuk memfokuskan kami untuk belajar totalitas tanpa
memikirkan hal-hal yang mungkin masih mengganggu selama di sekolah, seperti
ekstrakurikuler. Sekolah kami menjadi salah satu sekolah yang beruntung karena
bisa mengirim 10 orang perwakilan tiap divisi untuk bersaing di tingkat kota.
Tetapi tidak bagi Geografi di tahun ini, kuota 10 yang juga diberikan pada
Geografi hanya diikuti oleh 3 orang. Dan orang itu tentunya adalah saya, Erika,
dan salah satu adik yang luar biasa, adik kesayangan kami, Permata Salsabilla. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3hYrYhyZvjSbZn4sQrSwogf-06Dw_R1-ieYOntk_itAGwBul3tWLmGqfjTMZStETODDCIb9fGsd11A6JUFpbUxuVBmxiKuIgD81i5ZRp7Ba4nmHur771Fu4964oUFBqgaxnPNG8hoY6o/s1600/IMG_20171011_223604_033.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="826" data-original-width="826" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3hYrYhyZvjSbZn4sQrSwogf-06Dw_R1-ieYOntk_itAGwBul3tWLmGqfjTMZStETODDCIb9fGsd11A6JUFpbUxuVBmxiKuIgD81i5ZRp7Ba4nmHur771Fu4964oUFBqgaxnPNG8hoY6o/s320/IMG_20171011_223604_033.jpg" width="320" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div class="MsoNormal" style="font-size: medium;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><span style="font-family: inherit; line-height: 18.4px;"><b>Tim Olimpiade Geografi Smansasi 2017</b></span></span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam pelatihan
intensif itu, saya sebagai ketua divisi dan yang sudah menjalani kehidupan
olimpiade di tahun sebelumnya selalu memberikan dorongan semangat satu sama
lain. Saya mungkin akan dikenang sebagai orang yang bawel oleh mereka, itu sih
tentu sepertinya, hehe. <i>Mengapa ?</i> Karena saya selalu menekankan pada mereka
bahwa tantangan kita sangat besar, sekolah lain yang sudah menjadi senior di
Geografi karena telah meletakkan banyak pendahulu tidak akan semudah itu untuk
dikalahkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“<i>Gimana ka kalo
misalkan kita ga berhasil juga di tahun ini?</i>,” pertanyaan polos dari adik kami
seringkali hati kami terasa kelu mendengarnya. Kami pun turut bertanya demikian,
meskipun hanya dalam hati. Lalu, apa yang mampu kami jawab padanya?, “<i>sekalipun
kita gagal paling tidak kita sudah melakukan yang terbaik</i>”, seraya saling
memeluk dan meyakinkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Melakukan yang terbaik
mungkin sederhana terdengarnya, tapi perlu untuk direalisasikan tidak hanya
lewat kata-kata, tetapi juga perlu melalui tindakan. Di tahun ini, kami
kedapatan pengajar yang masih mengenyam pendidikan sebagai mahasiswa dan
mahasiswi ITB (kebetulan memang tempat pelatihan kami dekat dengan ITB)
sehingga kelas baru dimulai sore sekitar jam 4 sore dan selesai di jam 9 atau
10 malam jika memang ada pembahasan yang sangat harus diselesaikan hari itu
juga (tetapi diluar jam itu, dari jam 8 pagi kita harus berada di kelas).
Melihat kelas kami yang cenderungnya terbilang kelas malam sehingga tentunya
setelah selesai kelas, rasanya kami ingin selalu bergegas istirahat. Hal itulah
yang membuat kami saling mengingatkan untuk meluangkan waktu di waktu dini hari
untuk mengulang materi pelatihan. Hal itu kami lakukan bergantian, jika Erika
memutuskan untuk begadang membahas soal pengetahuan umum sampai jam 1 pagi,
maka setelahnya ia membangunkan saya yang memang memilih untuk tidur sebentar
dan minta dibangunkan untuk belajar. Begitu siklusnya terus berputar selama
kurang lebih 6 hari di Bandung. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tak hanya soal waktu
belajar di kamar, waktu bangun dan makan pun harus sebisa mungkin kami atur.
Permata yang memang beragama Muslim tentunya harus menunaikan sholat subuh, di
waktu itu pula saya dan Erika pun juga harus bangun untuk mandi dan
bersiap-siap sarapan. Ruang makan baru bisa dibuka saat jam 7, begitulah kami
bertiga mencoba menetapkan waktu. Jam 7 kami harus sudah sampai di ruang makan
dan segera ke ruang kelas sesegera mungkin setelah sarapan. Kami bubar dari
sarapan, seringkali anak divisi lain baru sarapan itupun dalam kondisi yang
baru bangun tidur atau masih pakai baju santai. Seringkali ada saja tuh
celetukkan, “<i>gila,gila, anak geo rajin banget parah</i>”. Mendengarnya kami hanya
bisa saling berpandangan dan tersenyum membalas. Sebab kami punya tantangan yang
jauh lebih besar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Begitulah kurang lebih
kami berusaha mendisiplinkan diri sebelum menghadapi OSK. Bukan untuk tujuan
apapun, lagi dan lagi kembali kepada tujuan awal kami. <i>Sekalipun kita gagal paling
tidak kita sudah melakukan yang terbaik. </i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Hingga tiba lah waktu
pelaksanaan OSK. Kami semua tim olimpiade smansasi berkumpul di suatu ruangan
dan berteriak jargon sebelum perang yang akan kami hadapi, setelahnya tentulah
dilanjut dengan jargon tiap divisi tanda saling menyemangati satu sama lain.
Lagi dan lagi, kami yang jumlahnya sedikit, tetap mencoba menguatkan dan
menyemangati. Yang kami ingat saat itu, kami hanya perlu melakukan yang terbaik
dari yang paling baik yang kami bisa tanpa berpikir bagaimana hasilnya nanti. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Singkat cerita, berlalu
lah sudah OSK itu. Tetapi ada yang aneh tahun ini, yang biasanya 1 hari
setelahnya langsung diumumkan, tetapi tahun ini pengumumannya cukup agak lama. Sekitar
3-4 hari. Dan di momen menunggu seperti inilah, saya mengingat figure seorang
Erika yang mungkin tidak akan bisa saya lupakan. Erika terlihat resah menunggu
pengumuman itu. Yang ada hanyalah ketakutan jika kami yang saat itu sudah
mencoba untuk melakukan yang terbaik tapi harus kembali gagal di tahun
terakhir. Saat jam kosong, ia seringkali bolak-balik ke kelas saya hanya untuk
menanyakan kapan pengumuman. Kami mencoba saling menguatkan di bangku cokelat
mengkilap di depan kelas saya. Percakapan singkat di pergantian jam tetapi bisa
terisi oleh air mata kami satu sama lain. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><i>“Tenang Ren sekalipun
semuanya terlihat mustahil, Tuhan akan memperhitungkan segalanya,</i>” ini
kata-kata seorang Erika yang saya ingat saat kami tau bahwa besok adalah
pengumumannya. Lagi dan lagi, semuanya hanya ada tangis yang begitu
mengharukan. Ini yang tidak bisa disebut hanya sebagai sebuah pertemanan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Gembar-gembor berita
pengumuman OSK di sekolah kami sudah terdengar. Jam 8 pagi harusnya, tetapi sekitar
jam 8 kurang 15 menit pun, kami belum menerima instruksi siapa saja murid
sekolah kami yang dipanggil ke auditorium (kebetulan saat itu pelaksanaan
pengumuman adalah disana). <i>Disaat seperti itulah saya hanya mampu berpikir,
paling tidak saya sudah melakukan yang terbaik, Saya sudah sebaik mungkin
menyiapkan berita kekalahan itu. </i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><i><b><br /></b></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><b>Sampai pada akhirnya…. </b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sekitar 21 orang dari
Tim Olimpiade Smansasi dipanggil untuk ke auditorium. Saat melihat ada nama
saya dan Erika, saya yang saat itu sedang jam pelajaran olahraga, langsung
berlari ke kelas Erika dan tak saya dapatkan dia di sana. Ternyata saat itu dia
sedang berada di kantin. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“<i>Kok lu di kantin sih,
Er</i>?,” pertanyaan pertama yang saya tanyakan ketika harus terengah-engah naik
turun tangga, hanya untuk mencari seorang Erika. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“<i>Kalo di kelas gua
kepikiran, Ren</i>,” sudah saya duga pasti itu alasannya. Seperti nya dia tidak
mengaktifkan handphone nya saat itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“<i>Er, kita dipanggil ke auditorium.
Pengumuman OSK</i>,”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“<i>Sumpah, Ren?</i>,” nada
khasnya saat bicara “sumpah” itu sepertinya akan selalu membekas dalam telinga
saya, bahkan sekalipun pada akhirnya nanti kita pisah kampus. Yang juga saya
ingat saat itu adalah sorotan matanya. Sorotan bahagia dan haru. Sorotan tawa
bercampur sedih. Saya mengerti apa yang terpikirkan olehnya saat itu. <i>Lu hebat,
Er</i>, hanya itu yang terbesit dalam pikiran saya saat itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Singkat cerita, ya,
kami, saya dan Erika berhasil memecahkan telur di tahun ini. Saya di posisi 6
dan Erika di posisi 10. Menandai sejarah pertama SMAN 1 Bekasi pernah menjadi
juara di OSK Geografi Kota Bekasi, walaupun saat itu kami belum tau berapa
orang yang akan bisa melaju ke tingkat Provinsi. Syukur yang tidak terhingga,
saat kami berhasil berdiri sejajar dengan satu sekolah yang sudah meletakkan
banyak seniornya di Geografi sekaligus juara bertahan dari sejak olimpiade ini
baru dicetuskan. Tatapan mata bahagia datang dari teman-teman seperjuangan dari
divisi lain dan juga guru pendamping saya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ_TrP1AQrha3bDrmmuPa1QeUy1PDCmz8Dl_06WV-UGgvKIkVRkWomSn80dlpYytykaJ2xVo3TYCpCamHWb-dxtfkgsi3sr4QxVB-Imq_4l_XMNvLhTlewpSDf_DfMhz1SbrrafboZn-k/s1600/IMG-20170316-WA0004.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ_TrP1AQrha3bDrmmuPa1QeUy1PDCmz8Dl_06WV-UGgvKIkVRkWomSn80dlpYytykaJ2xVo3TYCpCamHWb-dxtfkgsi3sr4QxVB-Imq_4l_XMNvLhTlewpSDf_DfMhz1SbrrafboZn-k/s400/IMG-20170316-WA0004.jpg" width="400" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFibS-Pix7VmHgXGHdyEcCMSLzRsdKVBcAsQvpKcS9_pNsUBhXqdTU5UCEhi3Fc2cyzlih0C7TPDOyeertJRTukOSMdG960b9eJj9irzpqt2IAaObiVTM8GX5eOhllA0NVLseT8NNsk3Q/s1600/IMG-20170316-WA0011.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFibS-Pix7VmHgXGHdyEcCMSLzRsdKVBcAsQvpKcS9_pNsUBhXqdTU5UCEhi3Fc2cyzlih0C7TPDOyeertJRTukOSMdG960b9eJj9irzpqt2IAaObiVTM8GX5eOhllA0NVLseT8NNsk3Q/s400/IMG-20170316-WA0011.jpg" width="400" /></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“<i>Terima kasih ya, Ren
sudah membawa Geografi pecah telur juga setelah 4 tahun. Tuh kan ibu bilang
juga apa, selagi kita ada kemauan, disitu Tuhan akan kasih jalan,</i>” begitulah
kurang lebih kata-kata Bu Siti Marifah yang akrab dipanggil Bu Ipah saat saya
dan Erika keluar dari ruang auditorium. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Di sepanjang kepastian
menunggu yang akan diloloskan ke tingkat Provinsi, saya tetap mempersiapkannya.
Para guru optimis bahwa kuota yang dibawa masih akan sama seperti tahun lalu
yaitu delapan orang tiap bidang studi, tetapi…….. Kenyataan berkata lain. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Untuk
bidang Geografi hanya 5 juara yang dapat melaju ke tingkat Provinsi. Kecewa.
Terlalu naif jika saya memungkiri rasa itu pernah singgah. Tetapi saya mencoba
meyakinkan bahwa memang ini sudah yang terbaik untuk saya. Saya sudah mencoba,
saya sudah berusaha, tinggal bagaimana semesta menentukan arah selanjutnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><i>Saya mungkin bukanlah
orang yang hebat. Saya tidak pernah merasakan nikmatnya atmosfer OSN. Saya
tidak pernah merasakan leher ini terasa berat karena dikalungkan sebuah
lempengan sebuah kebanggan. Saya belum pernah melalui itu semua, bahkan memang
bisa disebut tidak bisa merasakan di masa putih abu-abu ini. Tapi bagi saya,
kehidupan menuju OSN mengajarkan saya banyak hal. Belajar berjuang secara
ikhlas itulah yang terpenting. Belajar mengambil tantangan dan belajar
memandang sesuatu dengan berbeda. Dan di akhirnya, belajar untuk menerima
adalah yang harus saya miliki. Bagi saya, berjuang untuk hal yang disukai
adalah sebuah kebanggan, terlepas dari hasil yang akan didapatkan. <o:p></o:p></i></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Sekilas Kisah Seiring Waktuhttp://www.blogger.com/profile/01500100459815130110noreply@blogger.com0